Tidak Langsung Bergejala, Ini Saran Dekan FKUI untuk Deteksi Dini Cacar Monyet
Monkeypox atau cacar monyet memiliki masa inkubasi yang cukup panjang yaitu 6 hingga 16 hari.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Monkeypox atau cacar monyet memiliki masa inkubasi yang cukup panjang yaitu 6 hingga 16 hari.
Bahkan bisa juga dari kisaran 5 sampai 21 hari untuk menunjukkan gejala.
Hal ini tentunya membuat masyarakat bingung. Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk deteksi dini?
Karena gejala tidak langsung muncul. Butuh inkubasi dengan waktu yang tidak sebentar. Sehingga masyarakat bisa saja tertular selama gejala belum tampak.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, untuk mengetahui infeksi secara pasti memang harus melalui tracing.
Namun untuk indikasi gejala monkeypox yang bisa dilihat oleh masyarakat adalah demam atau meriang.
Namun perlu diperhatikan, tidak semua demam dan meriang diindikasikan Monkeypox.
"Kebetulan penangannya satu ini diminta isolasi mandiri. Kita lihat saja orang di sekitar rumah, meriang atau demam. Karena demam ini bisa menjadi gejala awal. Tapi, harus hati-hati jangan juga tidak ada sangkut pautnya, disangkakan kena cacar monyet," ujarnya dalam talkshow virtual, Jumat (26/8/2022).
Perlu diperhatikan, meriang yang diwaspadai jika terjadi pada kelompok yang berisiko. Misalnya pekerja seks komersial.
Atau masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Baca juga: Pemberian Vaksin Cacar Monyet Hanya untuk Orang Berisiko Tinggi Terinfeksi, Ini Cara Pencegahannya
Terutama kalau negara yang dikunjungi sedang mengalami peningkatan kasus Monkeypox yang tinggi.
Lalu melakukan kontak erat dengan masyarakat di sana.
"Harus diantisipasi, gejala awalnya demam, tapi sekali lagi dalam kontak erat," kata dr Ari lagi.
Kewaspadaan mulai ditingkatkan jika orang tersebut sudah menunjukkan gejala yang mencurigakan. Misalnya mulai ada beruntusan di wajah, dan dipastikan bukan jerawat.
"Karena disebutkan akan berubah drastis orang yang mengalami ini karena 95 persen ada di daerah wajah atau muda. Kentara sekali. Muncul bruntusan tapi isinya seperti nanah," pungkasnya.