Kantongi Ratusan Juta Data Genomik, Menkes: Indonesia Potensi Perluas Riset Infrastruktur Kesehatan
Pandemi ovid-19) yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun telah menciptakan kesadaran tentang perlunya membangun arsitektur kesehatan di Indonesia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun telah menciptakan kesadaran tentang perlunya membangun arsitektur kesehatan di Indonesia.
Jika arsitektur kesehatan telah terbangun, maka tidak hanya negara ini saja yang mampu menghadapi situasi darurat, namun juga masyarakat.
Nah proses untuk mewujudkan itu semua dapat dimulai dengan mengelola ratusan juta data genomik yang selama ini terkumpul di masa pandemi.
Baca juga: Kondisi Pandemi Covid-19 Lebih Baik Dari Tahun Lalu, Begini Tanggapan Ketua IDI
Lalu apa itu genomik ?
Genomik merupakan studi tentang seluruh genome dari suatu organisme, termasuk interaksi antara gen dan lingkungan seseorang.
Istilah ini semakin sering disebut setelah muncul Covid-19 di seluruh dunia.
Executive Lead Tri Hita Karana (THK), Tantowi Yahya mengatakan bahwa Indonesia memiliki kesempatan besar untuk melakukan riset terkait genomik secara meluas.
Hal itu karena negara ini memiliki populasi terbesar ke-4 di dunia.
"Sebagai negara dengan populasi ke-4 terbesar di dunia, kepulauan terbesar dan keragaman genomik, maka kesempatan riset di bidang genomik sangat luas di Indonesia," kata Tantowi, dalam Tri Hita Karana Forum Road to G20 di Kura Kura Bali, Sabtu (27/8/2022) siang.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menyampaikan bahwa pandemi telah memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengolah ratusan juta data genomik.
Data ini, kata dia, dapat digunakan sebagai basis penelitian untuk menciptakan inovasi kesehatan agar tumbuh generasi yang lebih sehat di masa mendatang.
Menurutnya, Bali memiliki potensi untuk mewujudkan hal itu.
"Bali memiliki modalitas untuk membangun dan menyiapkan infrastruktur kesehatan. Proses menuju cita-cita ini bisa dimulai dengan mengelola ratusan juta data genomik yang terkumpul selama pandemi," kata Budi Gunadi.
Dalam forum bertema 'Global Health Architecture: Bali for the World on Health, Resilience and Happiness - Research Innovation, Healthcare, and Finance Ecosystem' itu, ia menekankan bahwa pembangunan pusat arsitektur internasional ini sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali yang diluncurkan pada 3 Desember 2021.
Saat itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya diversifikasi ekonomi di Bali, sehingga tidak hanya tergantung pada sektor pariwisata saja.
"Presiden menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi di Bali sehingga tidak hanya tergantung pada sektor pariwisata saja," pungkas Budi Gunadi.