Indonesia Kini Punya Teknologi Bedah Robotik untuk Gangguan Prostat
Meskipun tidak sebanyak pembesaran prostat jinak, pembesaran prostat yang bersifat ganas atau kanker prostat harus lebih diwaspadai.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
Prevalensi PPJ meningkat karena peningkatan faktor risiko metabolik yang dapat dimodifikasi, seperti obesitas.
Obesitas pria telah dikaitkan dengan peningkatan risiko PPJ dan peningkatan keparahan gejala pada pria yang terkena PPJ.
Strategi untuk mengurangi risiko dan keparahan PPJ meliputi penurunan berat badan, peningkatan
aktivitas fisik, dan pengurangan konsumsi kafein dan alkohol.
Baca juga: Rutin Memeriksaan Prostat, Salah Satu Cara Meningkatkan Angka Harapan Hidup Laki-Laki
Banyak metode pengobatan yang dapat dilakukan pada PPJ, yaitu terapi Farmakologis, terapi Pembedahan umumnya ditawarkan
kepada pasien dengan PPJ persisten atau berat yang refrakter terhadap terapi Farmakologis.
Selain itu, terapi Reseksi Prostat Transuretra (TURP) yang telah lama dianggap sebagai standar baku untuk
perawatan bedah PPJ.
Ia melanjutkan, terdapat beberapa pengobatan dengan teknologi laser yang bisa gunakan diantaranya yaitu Holmium, Thulium dan Greenlight. Penggunaan laser bertenaga tinggi dan lebih efisien ini bergantung pada pengalaman operator seperti Terapi Enukleasi Laser Holmium (HoLEP)