Rokok Elektrik dan Rokok Kretek Sama Berbahayanya, Ini Tiga Kesamaannya
okok elektrik banyak diklaim lebih aman dibandingkan dengan rokok biasa. Nyatanya, kedua jenis rokok ini sama-sama berbahayanya buat kesehatan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rokok elektrik banyak diklaim lebih aman dibandingkan dengan rokok biasa. Nyatanya, kedua jenis rokok ini sama-sama berbahayanya buat kesehatan.
Setidaknya ada tiga kesamaan antara rokok elektrik dengan rokok konvensional.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K). Pertama, sama-sama memiliki nikotin.
"Bikin ketagihan, kecanduan lalu jadi bahaya," ungkapnya dalam acara pertemuan Ilmiah Khusus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 'Strategy for Emergency Diseases : Key Role For Lung Herath di Jakarta, Sabtu (23/9/2022).
Zat nikotin sendiri kata dr Agus terbukti menyebabkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Persamaan kedua sama-sama memiliki karsinogenik.
Zat atau senyawa ini yang dapat menyebabkan kanker. Biasanya cara kerja karsinogenik adalah dengan merusak DNA secara langsung, sehingga menyebabkan mutasi.
"Yang membedakan adalah sumbernya. Kalau rokok konvesinoal dari Tar, tembakau yang dibakar. Rokok elektrik, walau tidak ada Tar banyak mengandung karsinogen dari pengawet yang ada pada cairannya," papar dr Agus lagi.
Baca juga: Mengenal Perbedaan antara TAR dan Nikotin, Mana yang Lebih Berbahaya? Ini Penjelasannya
Ketiga, rokok konvensional dan elektronik sama-sama mengadung bahan partikel berisfat iritatif. Jika terhirup dapat menyebabkan peradangan saluran nafas dan pembuluh darah.
Dalam jangka panjang dapat memicu munculnya penyakit seperti Asma dan penyakit Jantung Koroner. Faktor risiko lainnya adalah stroke.
Baca juga: Mengapa Merokok Berbahaya Bagi Janin? Ini Penjelasan Nikotin Bisa Sebabkan Keguguran
Di sisi lain dr Agus mengingatkan Ada salah satu bahan iritatif yang ada di kedua jenis rokok ini yaitu particulae matter.
"Mohon dipahami rokok konvesional dan elektrik memicu penyakit berbahaya dalam jangka panjang. Nemunya tidak langsung sakit. Merokok dulu 10 tahun, kemudian lebih baru ketemu penyakitnya," pungkasnya.