Dikaitkan Kematian 66 Anak, BPOM RI Pantau Produk Obat Batuk Sirup yang Terkontaminasi di Gambia
Tercatat 66 anak di Gambila meninggal dunia karena mengalami gagal ginjal usai mengonsumsi obat batuk tersebut.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- BPOM RI terus memantau perkembangan produk sirup obat untuk anak terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol yang teridentifikasi di Gambia, Afrika.
Pihaknya juga melakukan update informasi terkait penggunaan produk sirup obat untuk anak melalui komunikasi dengan World Health Organization (WHO) dan Badan Otoritas Obat negara lain.
Adapun sirup obat untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO, terdiri dari Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.
Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.
"Keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM," kata keterangan tertulis BPOM, Rabu (12/10/2022).
BPOM melakukan pengawasan secara komprehensif pre- dan post-market terhadap produk obat yang beredar di Indonesia.
Baca juga: Mengenal Faktor Risiko dan Cara Mencegah Penyakit Gagal Ginjal
Masyarakat diimbau agar tidak resah menanggapi pemberitaan yang ada, jika masyarakat memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi apoteker, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya.
BPOM mengimbau masyarakat agar lebih waspada, menggunakan produk obat yang terdaftar yang diperoleh dari sumber resmi.
Diketahui, terdapat informasi dari World Health Organization (WHO) pada 5 Oktober 2022 mengenai sirup obat untuk anak yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol di Gambia, Afrika.
Obat batuk sirup tersebut dikaitkan dengan kematian 66 anak. Mereka mengalami gagal ginjal usai mengonsumsinya.