Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cegah Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Warga Disarankan Hindari Konsumsi Parasetamol Sirup

Imbauan menghindari terlebih dahulu obat parasetamol sirup khususnya untuk diberikan ke anak

Editor: Erik S
zoom-in Cegah Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Warga Disarankan Hindari Konsumsi Parasetamol Sirup
ist
(Ilustrasi ginjal) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau warga menghindari dulu penggunaan obat sirup parasetamol guna mencegah gangguan ginjal akut pada anak 

Ada kesulitan tersendiri jika melakukan cuci darah pada pasien yang masih anak-anak. Meski mesin banyak tersedia di Indonesia, namun umumnya gangguan ginjal biasanya terjadi pada orang tua.

Karena terjadi penurunan fungsi ginjal seiring bertambahnya usia. Selain itu juga disebabkan oleh penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes. Sedangkan untuk anak- anak, secara epidemiologi, kondisi anak memerlukan cuci darah jauh sedikit.

“Sehingga memang tidak praktis, efesien menyediakan di banyak tempat. Ketika terjadi lonjakan, kami menentukan center yang bisa mengerjakan pada anak. Di Jakarta ada RSCM dan RS Harapan Kita,” ujar Dr Eka.

Baca juga: Ada Ratusan Anak Kena Gangguan Ginjal Akut, IDAI: Hati-hati Beri Anak Obat dan Antibiotik

Dr Eka pun menganjurkan untuk datang langsung kalau jika ditemukan ada gangguan yang mengarah pada gangguan ginjal akut. Diharapkan dapat segera mendapatkan respon pengobatan lebih baik.

Lalu apakah penderita penyakit ginjal akut misterius tersebut bisa sembuh? Dr Eka menjelaskan secara umum gangguan ginjal akut meski pun sampai terjadi pada tahap stadium tiga masih bisa sembuh dan pulih total.

“Artinya yang pulih total itu, yang tadinya stadium tiga membutuhkan cuci darah, maka bisa betul-betul lepas. Fungsi ginjal kembali normal," ungkapnya.

Pasien bisa memproduksi urine lagi dengan normal. Kemudian mengeluarkan sisa-sisa sampah metabolisme dengan normal. Namun memang berisiko, ketika terkena infeksi yang berat atau dehidrasi secara teoritis terjadi lagi gangguan fungsi ginjal.

BERITA TERKAIT

Tapi belum tentu langsung stadium tiga. Situasi ini harus terus dilakukan pemantauan. Lalu lanjut Dr Eka menurut kepustakaan menyebutkan mungkin sekitar 30 persen, pasien tersebut bisa mengalami gangguan ginjal kronik ketika di usia dewasa muda.

“Penyakit ginjal kronik tidak otomatis harus cuci darah karena spektrum luas. Jadi ada stadium 1-4. Nah, stadium 5 yang harus cuci darah.” paparnya lagi.

Baca juga: Bisakah Gangguan Ginjal Akut Misterius Sembuh Total? Begini Kata IDAI

Sehingga, ada yang sembuh dan tidak memerlukan cuci darah lagi. Memang berbeda dengan orang-orang cuci darah karena usia yang disebut gangguan ginjal kronik stadium lima. Di mana membutuhkan cuci darah seumur hidup.

“Memang ada juga anak-anak dengan kondisi seperti itu. Tapi Ini berbeda karena ini akut. Artinya terjadinya mendadak dan umumnya pendek. Jadi harapan kesembuhan sangat tinggi dibandingkan yang umum,”; pungkasnya.

Perkembangan Kasus

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengumumkan informasi terbaru jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia pada anak. Data yang terkumpul hingga kemarin ada 192 kasus dari 20 provinsi.

Untuk pasien sebagian besar balita usia 1-5 tahun. Kemudian juga untuk gejala klinis sama. Untuk kriteria gangguan ginjal akut ini berlaku progresif cepat.

Sedangkan untuk kasus terbanyak berada di DKI Jakarta yaitu 50 kasus. Kemudian diikuti oleh Jawa Barat sebanyak 24 kasus. Serta Jawa Timur 24 kasus. Kemudian di Sumatera Barat 21 kasus. Ada Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. (TribunNetwork/ais/rin/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas