Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Imbauan IDAI untuk Masyarakat Terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak

IDAI mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi.

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Sri Juliati
zoom-in Imbauan IDAI untuk Masyarakat Terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak
Instagram.com/idai_ig
Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K) menyampaikan imbauan IDAI terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI). Untuk masyarakat diimbau sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi. 

2. Bila memerlukan obat sirup khsus, misalnya obat anti epilepsi atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, harap konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak.

3. Jika diperlukan, tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria (obat yang dimasukkan ke dalam anus) atau dapat menggantinya dengan obat puyer dalam bentuk tunggal atau monoterapi.

4. Peresepan obat puyer tunggal hanya boleh dilakukan oleh dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian.

5. Tenaga kesehatan diimbau untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal ini, baik yang dirawat inap maupan jalan.

6. Rumah sakit meningkatkan kewaspadaan deteksi dini Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal dan secara kolaboratif mempersiapkan penanganan kasusnya.

"Mudah-mudahan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa menjaga kita semua dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dan kita bisa sehat, tutup dr Piprim.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Bertambah, DPR Dorong Sosialisasi Masif Pengobatan Tanpa Obat Sirup

Ada 206 Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak di Indonesia

BERITA TERKAIT

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes RI Dr Syahril mengatakan per 18 Oktober 2022 terdapat sebanyak 206 kasus dari 20 provinsi yang melaporkan.

"Dengan tingkat kematian 99 kasus atau 48 persen, di mana angka kematian pasien yang dirawat khususnya di RSCM sebagai RS rujukan nasional ginjal itu mencapai 65 persen," ucapnya dalam Press Conference Perkembangan Acute Kidney Injury di Indonesia yang ditayangkan YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (19/10/2022).

Juru Bicara Kemenkes Dr Syahril dalam Press Conference Perkembangan Acute Kidney Injury di Indonesia yang ditayangkan YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (19/10/2022)
Juru Bicara Kemenkes Dr Syahril dalam Press Conference Perkembangan Acute Kidney Injury di Indonesia yang ditayangkan YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (19/10/2022) (YouTube Kementerian Kesehatan RI)

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dr Syahril mengatakan tidak ada bukti hubungan gagal ginjal akut dengan vaksin Covid maupan infeksi Covid-19.

"Ada berita yang banyak di media sosial, ini diselidiki dan dilakukan pemeriksaan tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid maupan infeksi Covid-19," jelasnya.

Lebih lanjut Syahril mengatakan gangguan gagal ginjal akut pada umumnya menyerang anak usia kurang dari enam sampai lima tahun.

"Sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun," paparnya.

Baca juga: Kemenkes Ingatkan Jangan Konsumsi Stok Obat Sirup di Rumah Selama Proses Investigasi

Lebih lanjut, berdasarkan pemeriksanaan sampel obat yang dikonsumsi pasien, Syahril mengungkapkan untuk sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal akut progresif atipikal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas