Kemenkes Imbau Tak Konsumsi Obat Sirup, Ini Gejala Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Simak himbauan dari Kemenkes mengenai dilarangnya sementara mengonsumsi obat bentuk cair atau sirup karena terdapat senyawa berakibat gangguan ginjal
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS,COM - Inilah imbauan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai kasus gangguan ginjal pada anak usia di bawah 5 tahun.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi obat sirup seiring ditemukannya senyawa yang dapat mengakibatkan gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI) pada anak.
Melansir laman Kemkes.com, hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes, Syahril.
"Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya,” kata Syahril.
Bila ingin memberikan obat kepada anak-anak, keluarga diimbau untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke tenaga kesehatan.
Diketahui, angka kematian akibat gangguan gagal ginjal akut sebanyak 99 anak di 20 provinsi hingga 18 Oktober 2022.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Ahli Epidemiologi Ingatkan Soal Akses Layanan Kesehatan
Hhingga saat ini, Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) masih menelusuri penyebab dari gangguan ginjal pada anak.
Adapun penyebab dari gagal ginjal pada anak bisa dari infeksi, cedera, gagal jantung, keracunan, overdosis obat, bawaan dari lahir, serta penyakit gagal ginjal yang kronis.
Bisa juga disebabkan oleh kelainan bawaan, peradangan di ginjal atau glomerulonephritis, hingga autoimun.
Inilah beberapa gejala gagal ginjal pada anak, dikutip dari beberapa sumber:
Baca juga: Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Ini Imbauan IDAI untuk Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
Gejala Gangguan Ginjal Akut pada anak
- Nafsu makan berkurang
Saat fungsi ginjal pada anak menurun secara drastis akan menyebabkan muntah parah, mual, dan tidak nafsu makan.
Melansir laman Kompas.com, kondisi ini dipengaruhi oleh kadar ureum yang ada di dalam darah meningkat.
- Terlihat lesu
Penumpukan ureum pada darah akan mengakibatkan si anak menjadi sering lemas meski aktivitasnya minim.