Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mirip Indonesia, Gambia Duluan Stop Peredaran Obat Sirup Paracetamol Usai Kasus Gangguan Ginjal Akut

Jumlah kematian anak-anak di Gambia yang kemungkinan terkait dengan sirup obat batuk yang terkontaminasi menjadi 69 orang.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Mirip Indonesia, Gambia Duluan Stop Peredaran Obat Sirup Paracetamol Usai Kasus Gangguan Ginjal Akut
(istimewa // starkvilleurgentcareclinic.com)
Ilustrasi demam pada anak. Kemenkes mengimbau obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup stidak dikonsumsi anak-anak.Mirip Indonesia, Gambia Duluan Stop Peredaran Obat Sirup Paracetamol Usai Kasus Gangguan Ginjal Akut 

TRIBUNNEWS.COM, BANJUL - Jumlah kematian anak-anak di Gambia yang kemungkinan terkait dengan sirup obat batuk yang terkontaminasi menjadi 69 orang.

Hal ini dikatakan Menteri Kesehatan Gambia Ahmadou Lamin Samateh pada Sabtu lalu.

Ini terjadi sehari setelah Presiden Gambia Adama Barrow mengatakan lonjakan ganguan ginjal akut terkait dengan sirup parasetamol produsen India telah terkendali.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal di Gambia, 70 Anak Meninggal Dunia Diduga Karena Obat Sirup

Lalu apa yang terjadi di Gambia?

Dikutip dari laman The Hindu Times, Kamis (20/10/2022), pada awal September lalu, otoritas kesehatan di Gambia, Afrika Barat, sedang menyelidiki apakah ada hubungan antara puluhan kematian anak akibat cedera ginjal akut dan konsumsi sirup parasetamol yang digunakan untuk meringankan gejala demam, batuk, pilek dan nyeri.

Dokter pun mulai menyaksikan lonjakan jumlah kasus cedera ginjal parah pada anak-anak di bawah usia lima tahun pada akhir Juli dan mencurigai adanya hubungan dengan penggunaan obat-obatan.

Direktur Pelayanan Kesehatan Gambia Mustapha Bittaye mengatakan bahwa sejumlah anak mulai sakit dengan masalah ginjal dalam waktu tiga sampai lima hari, setelah mengkonsumsi sirup parasetamol yang dijual secara lokal.

Baca juga: Insiden Sirup Obat Batuk Produksi India, Orang Tua di Gambia Tuntut Keadilan atas Kematian Anaknya

Berita Rekomendasi

Yang terkena akan mengalami demam, ketidakmampuan untuk buang air kecil dan muntah, diikuti oleh gagal ginjal.

Menurut angka yang dimiliki Kementerian Kesehatan Gambia, 28 anak telah meninggal pada awal Agustus lalu, dengan tingkat kematian mencapai 90 persen.

Ilustrasi obat sirup
Ilustrasi obat sirup (Pixabay/Original_Frank)

Pada September lalu, Gambia mulai berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang insiden tersebut dan melaporkan empat sirup obat batuk yang dijual secara lokal yang diduga terkait dengan peristiwa cedera dan kematian pada anak-anak.

Pada 5 Oktober lalu, WHO mengeluarkan peringatan medis tentang empat produk di bawah standar produk 'yang gagal memenuhi standar kualitas atau spesifikasinya'.

Baca juga: Buntut Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Pabrik Obat di India Ditutup, Produksi Obat Sirup

Ini adalah empat varian sirup obat batuk Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.

Sedangkan produsennya bernama Maiden Pharmaceuticals Limited, Haryana, India.

Peringatan itu menambahkan bahwa produk di bawah standar yang disebutkan tidak aman dan penggunaannya diberikan pada anak-anak tersebut, dapat 'mengakibatkan cedera serius atau kematian'.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas