Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kementerian Kesehatan Klaim Larangan Minum Obat Sirop Ampuh Tekan Jumlah Pasien Gagal Ginjal Akut

Per tanggal 31 Oktober 2022 tercatat 304 kasus GGAPA, dimana 99 pasien (33 persen) dinyatakan sembuh.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kementerian Kesehatan Klaim Larangan Minum Obat Sirop Ampuh Tekan Jumlah Pasien Gagal Ginjal Akut
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Petugas merapikan obat sirop di etalase salah satu apotek di kawasan Bungur, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2022). Sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak di Indonesia, Pemerintah melarang sementara penjualan obat sirup serta mengembalikan lima produk yang sudah terindikasi berbahaya sesuai temuan BPOM kepada distributor. TRIBUNNEWS/JEPRIMA 

"Data kemarin yang bisa kita monitor kasus gagal ginjal akut di seluruh Indonesia ada 325 kasus. Kemudian ada konsentrasi di beberapa wilayah seperti Sumatera Utara, Jawa Bagian Barat, Timur dan Sulawesi Selatan,"
sambungnya.

Dikatakan Budi yang terbanyak kasus gagal ginjal terjadi di provinsi DKI Jakarta.

"Jadi memang DKI Jakarta yang paling tinggi, kemudian ada Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten. Yang agak unik adalah Aceh, Sumbar dan Bali," ujarnya.

Eks Dirut Bank Mandiri ini menuturkan bahwa kasus gagal ginjal akut ini mayoritas terjadi pada anak nol sampai lima tahun.

Baca juga: Angka Kesembuhan Gangguan Ginjal Akut Terus Bertambah Hingga 33 Persen

"Kita juga melihat bahwa sebagian besar dari kasus ini terjadi pada anak-anak pada usia nol sampai lima tahun," tuturnya.

Salah Perkiraan

Menkes Budi mengira awal kasus gagal ginjal akut terjadi karena virus Covid-19.

BERITA TERKAIT

Perkiraan itu terjadi saat Kemenkes bergerak pertama kali 10 September 2022 setelah rapat sembilan September membahas kenaikan kasus gagal ginjal akut di akhir Agustus.

Kemenkes langsung melakukan analisa patalogi.

"Patalogi itu artinya dugaaan kita penyebab penyakit ini adalah virus bakteri atau parasit karena kita baru saja terkena pandemi yang disebabkan virus. Dan kemarin juga ada kasus hati akut yang juga disebabkan oleh virus," kata Budi.

Menurut Budi teman-teman di Kemenkes dengan pengalaman seperti itu langsung mengajukan uji patologi baik dengan PCR dan lainnya untuk mengetahui penyebabnya apa.

"Yang bisa saya sampaikan ternyata hasil patologi kita semua bakteri dan virus kita tes sedikit sekali yang berkolerasi dengan penyakit ini," sambungnya.

Kemudian Budi mengungkapkan 17 Oktober 2022 Kemenkes melakukan video
konferensi bersama pakar-pakar untuk mengetahui penyebab kasus gagal ginjal akut pada anak.

"Sebagian besar bukan 100 persen faktor risiko paling besar dari kematian anak-anak ini disebabkan oleh obat-obatan yang mengandung senyawa kimia tersebut," tambahnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas