Konsep Terbaru di Kedokteran Gigi, Tidak mencabut, Melainkan Mempertahankan dan Merawat Gigi
Saat ini ada perubahaan konsep di kedokteran gigi, yakni tidak mencabut melainkan mempertahankan dan merawat gigi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Kolegium Konservasi Gigi Indonesia, Prof Dr drg Ratna Meidyawati Sp.KG, Subsp.KR(K) mengatakan saat ini ada perubahaan konsep di kedokteran gigi, yakni tidak mencabut melainkan mempertahankan dan merawat gigi.
"Jadi kita pertahankan gigi selama mungkin di rongga mulut namun bagaimanapun juga harus kita lihat indikasi dan bagaimana kondisi sisa jaringan gigi. Apakah bisa direstorasi? Itu prinsipnya," kata Ratna di sela-sela Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Konservasi Gigi Indonesia kelima (SINI V) hari ini, di ICE BSD Tangerang, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Bolehkan Ibu Hamil Cabut Gigi? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Mulut
Ini merupakan pertemuan ilmiah rutin setiap dua tahun sekali, yang diselenggarakan oleh IKORGI cabang dan SINI V dihadiri oleh 1.300 orang, masing-masing 1.000 anggota IKORGI seluruh Indonesia, serta 300 orang dokter gigi, dokter gigi internship, dan residen Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi.
Tujuan perawatan gigi saat ini, kata Ratna adalah membentuk gigi kembali normal sesuai fungsinya.
"Kalau tidak sesuai fungsi akan bisa dampak baru seperti bila gigi tidak diratakan, maka gigi atas bisa turun, sehingga makanan bisa terselip di antara gigi sehingga harus dikembalikan ke bentuk semula," katanya.
Namun jika sisanya sudah habis atau tinggal sedikit dan tidak bisa dipertahankan, mau tidak mau harus dihilangkan karena sisa jaringan gigi bisa menimbulkan infeksi pada tubuh.
Kalau sudah dilakukan perawatan saluran akar gigi, ujungnya harus bisa dilakukan restorasi tapi tidak semua gigi bisa direstorasi.
Baca juga: Apa Itu Perawatan Akar Gigi? Dijalani Irjen Teddy Minahasa hingga Dibius Total, Bantah Pakai Narkoba
"Misalnya rusaknya sudah parah, mahkota sudah habis, percuma; tidak bisa direstorasi lagi, sehingga akhirnya dicabut juga," katanya.
Ketua Pengurus Pusat IKORGI, Dr drg Dudi Aripin, SpKG Subsp KR (K) mengatakan, Kemenkes mencanangkan Indonesia bebas karies gigi pada 2030 dan untuk mencapainya, harus kolaborasi semua pihak.
"Kalau dari sisi masyarakat, tentu harus mengikuti anjuran. Untuk mencegah gigi berlubang, sikat gigi 2x sehari, yaitu di pagi hari setelah sarapan, dan di malam hari sebelum tidur lalu berkumur," kata Dudi.
Masyarakat didorong melakukan kontrol rutin ke dokter gigi yakni untuk anak 3 bulan sekali dan 6 bulan sekali untuk dewasa.
Dudi menyebutkan saat ini Gen Z yang memiliki lifestyle berbeda rentan terkena karies gigi.
"Karies gigi mengikuti lifestyle dan ritme kerja akan memengaruhi lifestyle, seperti pola makan yang dipengaruhi dari kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil di keluarga, serta dipengaruhi lingkungan. Makanan dan minuman olahan sangat berpotensi membahayakan kesehatan gigi," katanya.
Baca juga: Pertimbangan Sebelum Cabut Gigi Bungsu yang Tumbuh dengan Posisi Tidak Sempurna