Jumlah Dokter Spesialis di Indonesia Tak Masuk Standar WHO, Bagaimana Solusinya?
Berikut langkah Indonesia untuk mengatasi terendahnya jumlah dokter sesuai standar World Health Organization (WHO).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerataan jumlah dokter yang sesuai dengan rasio jumlah penduduk menjadi tantangan pemerintah Indonesia di sektor kesehatan.
Saat ini, Indonesia menempati peringkat ketiga terendah di negara wilayah ASEAN terkait jumlah dokter, termasuk dokter umum, spesialis dan sub-spesialis.
Indonesia hanya memiliki sekitar 140 ribu dokter aktif. Angka tersebut masih jauh dari persentase jumlah dokter sesuai standar World Health Organization (WHO), yakni sebesar 270 ribu dokter aktif.
Perusahaan pengembang aplikasi klinik digital Klinik Pintar menilai pemenuhan standar rasio dokter di Indonesia terkendala setidaknya dua hal utama.
“Pertama, target pemenuhan dari 10 tahun molor sampai 12 tahun karena hampir 20 persen dokter bekerja di bidang manajerial di fasyankes masing-masing. Kedua, lulusan dokter umum dan spesialis notabene terkonsentrasi kota-kota tertentu yang akhirnya membuat upaya distribusi ke daerah terhambat,” tutur Chief of Medical Klinik Pintar dr. Eko S. Nugroho, MPH dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/11/2022).
Baca juga: WHO Ganti Nama Monkeypox Jadi MPOX
Tantangan kesehatan lainnya yang saat ini masih terjadi di Indonesia adalah keterbatasan akses dokter spesialis di primary care.
Data dari Kementerian Kesehatan, per 1 April 2022 jumlah dokter umum dan dokter spesialis di rumah sakit seluruh Indonesia sebanyak 122.023 orang dan kekurangan sebesar 8.182 orang dokter.
Sementara itu berdasarkan data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) per 1 November 2022 terdapat total 48.784 dokter spesialis di Indonesia dimana hanya 44.753 yang saat ini memiliki STR aktif.
Di sisi lain, fasilitas Kesehatan Spesialistik dalam bentuk Klinik Utama masih menangani kondisi medis pasien dengan fasilitas yang terbatas.
Hal ini membuat pasien-pasien dengan kondisi medis tertentu yang sebenarnya bisa ditangani sampai tuntas di klinik tersebut harus dirujuk ke rumah sakit karena fasilitas yang kurang memadai.
Kondisi di atas mendorong Klinik Pintar untuk terus mencari solusi agar Klinik Utama bisa menjadi center of excellence yang mampu menangani kondisi medis pasien secara tuntas dan menyeluruh.
Ditemui saat soft launching Klinik Armedika by Klinik Pintar, dr. Arroyan Wardhana, SpTHT-KL mengatakan kehadiran Klinik Armedika by Klinik Pintar ini merupakan salah satu contoh implementasi kerja sama Clinic Management melalui peningkatan fasilitas jesehatan spesialistik yang lengkap dan menyeluruh di bidang tumbuh kembang anak, mulai dari konsultasi dokter spesialis anak hingga terapi okupasi dan terapi wicara hingga vaksinasi.
Baca juga: IDI Terjunkan 228 Dokter Rawat Korban Gempa Cianjur: 167 Dokter Umum dan 61 Spesialis Bedah
“Jadi pasien yang datang ke klinik tidak hanya bisa berkonsultasi dengan dokter, tetapi bisa langsung mendapatkan perawatan lanjutan spesialistik dengan nyaman. Harapannya, ke depan Klinik Armedika dapat terus membantu optimalisasi perkembangan anak di sekitar Kelapa Gading pada khususnya dan Jakarta Utara pada umumnya,” tambah dr. Arroyan.
Perwakilan dari Seksi Pelayanan dan Kesehatan Masyarakat Dinkes Jakarta Utara Julyadi, AM.Kep mengapresiasi inisiatif Klinik Pintar dalam memperlebar akses masyarakat kepada klinik-klinik spesialis.
Saat ini, terdapat 125 klinik pratama di Jakarta Utara, masih kurang dari jumlah ideal klinik pratama yang dianjurkan di daerah ini, yaitu 147 klinik. Di antaranya, lebih sedikit lagi klinik spesialis yang mengadopsi sistem digital.
"Harapannya, dengan kemudahan yang ditawarkan sistem Klinik Pintar, akan ada lebih banyak klinik kesehatan yang mulai beralih mengadopsi digitalisasi untuk perkembangan bisnisnya,” tuturnya.
Dokter Eko menambahkan, aksi ekspansi di atas adalah bagian dari realisasi bisnis di bidang Clinic Management. Rencananya, pada Januari nanti Klinik Pintar akan mendirikan Klinik Neuro Care dengan spesialisasi penanganan syaraf, nyeri kepala, dan gangguan gerak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.