Hasil Studi Ungkap Penggunaan Layanan Kesehatan Sangat Rendah di Kalangan Lansia
Masih banyak lansia di Indonesia yang membutuhkan perawatan, justru tidak lagi menggunakan layanan kesehatan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Mereka akhirnya mengandalkan obat bebas (over-the-counter medication).
"Seorang perempuan lansia yang kami wawancarai sudah nyaris tirah baring karena sakit radang sendi yang melumpuhkan," paparnya lagi.
Hanya ketika cucunya mampu membeli obat penghilang rasa sakit, dia berhasil bangun dan bergerak.
Faktor kedua, sulitnya transportasi ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Ketika lansia tidak bisa lagi berjalan, menggunakan ojek menjadi tidak mungkin, sementara menggunakan mobil atau taksi mahal biayanya.
"Seorang laki-laki merawat ibunya yang lumpuh dan menderita luka baring bertanya kepada kami, “Bagaimana saya bisa membawa Ibu ke Puskesmas?," Jelasnya.
Lansia yang paling membutuhkan perhatian medis justru tidak mendapatkannya karena tidak dapat mengaksesnya, perlu segera diatasi.
Ketiga, sikap yang meluas bahwa kesehatan yang buruk adalah “wajar” di masa tua.
"Orang berpikir tidak ada gunanya membawa lansia ke dokter: "Itu sakit tua!," Tegasnya.
Faktanya, stroke, diabetes, rematik, penglihatan yang buruk, tuli, batuk, masalah gigi, dan kelemahan otot dapat dicegah, dikurangi.
Pada kondisi tertentu bahkan bisa disembuhkan sehingga memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia.