Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ramai soal Nasi Minyak, Ini Alasan Minyak Jelantah Tak Boleh Dikonsumsi

Menu dengan minyak berlebihan mulai dari lauk yang goreng, kemudian diberi bumbu berminyak, serta sambal yang disiram minyak jadi viral.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ramai soal Nasi Minyak, Ini Alasan Minyak Jelantah Tak Boleh Dikonsumsi
istimewa/kolase/tiktok
Menu dengan minyak berlebihan mulai dari lauk yang goreng, kemudian diberi bumbu berminyak, serta sambal yang disiram minyak jadi viral. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan ini ramai jadi perdebatan di media sosial terkait nasi minyak.

Sajian berupa nasi yang disajikan dengan minyak berlebihan mulai dari lauk yang goreng, kemudian diberi bumbu berminyak, serta sambal yang disiram minyak panas.

Baca juga: Pemerintah Perlu Serius Memaksimalkan Minyak Jelantah Sebagai Biodiesel

Meski terlihat nikmat dan menggiurkan, banyak netizen yang justru berkomentar bahwa menu tersebut tidak sehat.

Minyak jelantah atau bekas pakai memang tidak disarankan digunakan.

Mengutip dari laman Kemenkes, penggunaan minyak bekas dapat berpengaruh pada kenaikan kolesterol.

Baca juga: Tips Memasak Nasi yang Enak Tapi Tetap Sehat

Karena minyak yang berkali-kali digunakan akan mengakibatkan ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh rusak, sehingga tinggal asam lemak jenuh saja.

Berita Rekomendasi

Selain itu juga akan menyebabkan penumpukan lemak, asam lemak jenuh.

Pada minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat dan asam kaprat jika dikomsumsi dalam jumlah berlebih, dapat meningkatkan kadar kolesterol naik.

Minyak jelantah
Minyak jelantah (sripo)

Mengapa demikian? Ini karena lemak jenuh tersebut akan mengalami hidrolisis selama proses pencernaan yaitu dirubah menjadi molekul seperti endapan yang ditimbun di sel dan jaringan lemak.

Pada sebagian orang, konsumsi gorengan dalam jangka yang panjang hanya menyebabkan tenggorokan gatal dan batuk.

Namun bagi mengindap kolesterol yang sangat tinggi ini akan mengakibatkan pembuluh darah tersebut mengendap dan akan terjadi stroke maupun risiko terkena kanker.

Mengutip Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, ada pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum saat minyak tidak didinginkan.

Bakteri ini dapat memicu botulisme atau kondisi keracunan makanan yang bisa berujung fatal.

Botulisme biasanya memicu sejumlah gejala seperti sulit bernapas, sulit menelan, otot terasa lemah, penglihatan kabur, mata sayu, dan sulit menggerakkan mata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas