Disentil Presiden Soal Stunting dan Balita Minum Kopi, Kemenkes Ganti Biskuit dengan Makanan Lokal
Setelah program pemberian biskuit disentil Presiden Jokowi soal cara mengatasi stunting, Kemenkes Biskuit pun diganti menu makanan lokal.
Editor: Anita K Wardhani
Hal tersebut bertujuan untuk mengejar penurunan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Syarifah Liza Munira menjelaskan ada dua kelompok umur yang penting untuk dilakukan intervensi cegah stunting.
Kelompok pertama saat kondisi sebelum kelahiran.
Kelompok kedua pada usia 6-11 bulan meningkat tajam 1,6 kali menjadi 22,4 persen di
kelompok usia 12-23 bulan.
"Di titik pertama (sebelum kelahiran) penting untuk intervensi di masa kehamilan. Dan intervensi kedua saat bayi mendapatkan MP-ASI setelah masa ASI eksklusif,"ujar Liza.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi adanya penurunan stunting antara lain inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian protein hewani dan konseling gizi.
Menkes Sebut Stunting Cegah Penurunan Kecerdasan
Terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tekankan jika stunting bisa menurunkan kecerdasan, sehingga perlu dicegah.
"Stunting itu (menyebabkan) anaknya bodoh. Anak yang stunting itu nantinya jadi bodoh. Aku bilang, ibu-ibu kan gak mau anaknya bodoh, jadi jangan stunting,"tegasnya.
Baca juga: Kader Posyandu Wujudkan Cara Baru Makan Sayur, Jus Pakcoy Jadi Produk UMKM yang Laris Manis
Oleh karena itu menurut Budi, penting mencukupi gizi anak agar tidak alami stunting hingga terjadi penurunan kecerdasan.
Selain itu tidak hanya gizi pada anak, penyebab lain terjadinya stunting adalah karena ibu hamil mengalami malnutrisi.
Sehingga perlu diperhatikan juga kecukupan nutrisi ibu selama hamil.
Selanjutnya Budi juga mengingatkan adanya gizi yang cukup saat memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada anak sejak usia 6 bulan.
Tidak hanya biskuit, karbohidrat dan sayur saya, Budi menekankan pada pemenuhan
protein hewani.
"Bisa telur, susu, ikan, bisa ayam, daging, kalau enggak, bodoh. Saya bilang stunting itu kayanya kanker sudah stadium 4. Kalau dirawat di stadium 4 sudah kecil kemungkinan sembuhnya,"tegasnya.
Budi pun mengingatkan pada masyarakat untuk tidak menunggu anak sampai stunting.(Tribun Network/ais/wly/niz)