Dokter Spesialis Onkologi Sebut Kewaspadaan Masyarakat Indonesia Terhadap Infeksi HPV Masih Rendah
Kewaspadaan masyarakat Indonesia terhadap infeksi HPV masih rendah. Hal inilah yang menjadi tantangan penanganan kanker serviks.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker serviks di Indonesia menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan setelah kanker payudara.
Ada sekitar 36.333 kasus baru kanker serviks atau 9,2 persen dari total kasus kanker di Indonesia pada 2020.
Kewaspadaan masyarakat Indonesia terhadap infeksi HPV masih rendah. Hal inilah yang menjadi tantangan penanganan kanker serviks.
Baca juga: Hamil di Usia Remaja Punya Risiko Alami Kanker Serviks
Hal ini disampaikan Guru Besar Konsultan Onkologi Ginekologi & Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi M Hidayat, Sp.OG., Subsp. Onk., D.MAS., M.Kes
"Padahal, HPV merupakan virus yang sangat berbahaya, dimana hampir seluruh kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV," ungkapnya pada acara Berani #NgobrolinHPV, Cegah Kanker Serviks Sejak Dini” yang diadakan oleh MSD Indonesia, Rabu (1/2/2023).
Kondisi ini tidak lepas dari masih banyaknya informasi yang kurang tepat terkait kanker serviks.
Serta masih rendahnya cakupan skrining HPV DNA di Indonesia.
Selain edukasi, upaya pencegahan berupa deteksi dini dan vaksinasi menjadi langkah yang perlu ditindaklanjuti.
Saat ini vaksin HPV yang tersedia di Indonesia sudah banyak, ada 3 jenis vaksin HPV (bivalent, quadrivalent dan nonavalent).
Ketiganya bisa diakses di rumah sakit dan klinik sehingga mudah untuk diakses oleh masyarakat luas.
Direktur Pengelolaan Imunisasi, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, M.K.M punya pandangan serupa dengan dr Yudi.
Menurutnya, pencegahan kanker serviks perlu melalui edukasi,hidup bersih dan sehat, serta imunisasi HPV.
Pemerintah sendiri telah memasukkan imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional.
Yaitu sebagai 1 dari 14 antigen imunisasi rutin lengkap, yang terintegrasi dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Imunisasi HPV ini diberikan bagi anak perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat.