Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kepala BKKBN Ungkap 3 Provinsi di Jawa Alami Penurunan Stunting Secara Signifikan

Beberapa provinsi yang ada di pulau Jawa mayoritas mengalami penurunan angka stunting secara signifikan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kepala BKKBN Ungkap 3 Provinsi di Jawa Alami Penurunan Stunting Secara Signifikan
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menjadi narasumber pada wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Kamis (19/1/2023). Sebagai Koordinator Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, BKKBN berharap Pemerintah dan seluruh masyarakat bekerja sama dan bekerja keras untuk memberikan edukasi terbaik kepada remaja agar terhindar dari perilaku berisiko tinggi, salah satunya free seks atau seks bebas. TRIBUNNEWS/JEPRIMA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, SP.OG menyebut ada beberapa daerah mengalami penurunan angka stunting.

Misalnya, beberapa provinsi yang ada di pulau Jawa mayoritas mengalami penurunan angka stunting secara signifikan.

Baca juga: Presiden Tuangkan Percepatan Penurunan Stunting dalam Perpres, Kepala BKKBN Beberkan Progresnya

"Nanti kita lihat sebentar lagi angka dikeluarkan. Kita lihat di Jawa, rata-rata, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, ini semua mengalami suatu penurunan angka stunting," ungkapnya dalam program Wawancara Ekslusif Tribunnews, Jumat (17/2/2023).

Di sisi lain, beberapa daerah di sumatera seperti Sumatera Selatan juga mengalami penurunan yang lumayan.

Ada pula beberapa daerah yang sejak awal angka stuntingnya sudah rendah.

Di antaranya seperti Bali, Yogyakarta dan DKI Jakarta.

Baca juga: Cegah Stunting, Ibu Hamil Disarankan Perbanyak Konsumsi Pangan Hewani

Berita Rekomendasi

Menurut Hasto, stunting dipengaruhi dua faktor yaitu fakto sensitif dari sisi lingkungan dan faktor spesifik yang dilihat dari pemenuhan gizi dan kondisi kesehatan.

Ketiga daerah di atas, nyatanya dipengaruhi oleh faktor tadi.

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Upaya pencegahan Stunting terus dilakukan Satgas Yonif Raider 142/KJ melalui Pos Karubaga dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, gizi dan tumbuh kembang anak, bertempat di Jalan Kogome, Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu (18/01/2023). //PUSPEN TNI
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Upaya pencegahan Stunting terus dilakukan Satgas Yonif Raider 142/KJ melalui Pos Karubaga dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, gizi dan tumbuh kembang anak, bertempat di Jalan Kogome, Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu (18/01/2023). //PUSPEN TNI (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

"Nah daerah seperti Bali, Yogyakarta, DKI Jakarta, stunting cenderung rendah karena memang secara umum (dipengaruhi) lingkungannya," papar Hasto.

Hasto menyebutkan, pada Bali misalnya, mayoritas sudah memiliki sarana air bersih.

Rumah kumuh juga jarang ada dan jamban juga sudah terkelola dengan baik.

Baca juga: Kepala BKKBN Pastikan Tidak Ada Resesi Seks di Indonesia Tahun Ini

"Saya kira Bali (karena) daerah turis, hampir tidak ada yang buang air besar di sungai," paparnya lagi.

Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya faktor, di antara faktor sensitif yaitu lingkungan seperti airnya, jambannya. Spesifik gizi, sehat dan badan.

Namun memang untuk beberapa daerah seperti Indonesia bagian timur masih cukup sulit dalam penurunan angka stunting.

"Seperti Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian daerah di Sulawesi seperti Sulawesi Barat agak sulit dan memang masih berat. Angkanya bisa jadi naik," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas