Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Jumlah Dokter Gigi di Indonesia Masih Terbatas, Ketua AFDOKGI Urai Alasannya 

Jumlah dokter di Indonesia belumlah merata. Ternyata yang jadi salah satu penyebab adalah jumlah dokter yang memang masih terbatas. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jumlah Dokter Gigi di Indonesia Masih Terbatas, Ketua AFDOKGI Urai Alasannya 
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Dokter gigi memeriksa kesehatan gigi pelajar dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2022 di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022). Kegiatan yang bertujuan untuk mendukung Indonesia bebas gigi berlubang itu mengangkat tema Pulih Bersama dengan Senyum Sehat Indonesia. TRIBUNNEWS/JEPRIMA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Jumlah dokter di Indonesia belumlah merata. 

Ternyata yang jadi salah satu penyebab adalah jumlah dokter yang memang masih terbatas. 

Baca juga: Ananda Omesh dan Dian Ayu Cerita Pengalaman Ajak Anak ke Dokter Gigi, Gemes-gemes Susah

Disampaikan oleh Anggota Dewan Pakar PB PDGI, Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes., dalam Konferensi Pers World Oral Health Day 2023, jumlah dokter gigi di Indonesia hanyalah 42 ribu saja. 

Jumlah itu terbilang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berkisar 270 juta lebih. 

Ketua AFDOKGI drg. Rahardyan Parnaadji, M.Kes., Sp.Pros pun mengungkapkan faktor kenapa hal ini bisa terjadi. 

"Indonesia saat ini mempunyai 32 Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi (IPDG). Namun dari 32 tersebut baru pada tahun 2022 ini semua nya menghasilkan dokter gigi," ungkapnya pada konferensi pers, Senin (27/3/2023). 

Berita Rekomendasi

Jadi selama ini, ada empat institusi yang baru, baru bisa menghasilkan dokter gigi apabila sudah melaksanakan (pendidikan) enam tahun.

Baca juga: Butuh Kolaborasi dan Sinergi Tingkatkan Keilmuan dan Pengetahuan 38 Ribu Dokter Gigi di Indonesia

Setelah empat tahun menyelesaikan pendidikan hingga sarjana, nantinya ada dua tahun profesi. 

"Baru menghasilkan dokter gigi apa bila sudah melaksanakan 6 tahun. Empat tahun sarjana, 2 tahun profesi. Jadi begitu berdiri tidak langsung bisa menghasilkan. Oleh karena itu ada kekurangan di sana," paparnya lagi. 

Sehingga 32 IPDG ini, rata-rata hanya melahirkan 4000 dokter per tahun. 

"Kelihatannya banyak. Tapi seperti angin lalu. Contoh realnya, (Indonesia) kekurangan ada 90 ribu gigi. Artinya untuk mencapai 90 ribu, kami masih butuh waktu 15 tahun," ulas drg Rahardyan. 

Itu pun dengan catatan selama 15 tahun, pendidik Indonesia tidak bertambah dan tetap 270 juta orang. 

"15 tahun dengan catatan penduduk tidak boleh berkembang, harus 270 juta. Kan tidak mungkin. Oleh karena itu, menjadi poin utama untuk menyelesaikan persoalan ini," pungkasnya. 
 

--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas