Demo Depan Kemenkes, Penderita Hepatitis Keluhkan Stok Kosong Obat Hepatitis C
Puluhan orang menamakan diri sebagai Gabungan Organisasi Peduli Hepatitis mendesak pemerintah untuk melakukan pengadaan obat Hepatitis C yang kosONG.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan orang yang menamakan diri sebagai Gabungan Organisasi Peduli Hepatitis mendesak pemerintah untuk melakukan pengadaan obat Hepatitis C yang diklaim telah kosong sejak delapan bulan lalu.
Massa yang didominasi penderita Hepatitis positif itu menyambangi Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan untuk menyampaikan keinginan mereka.
Baca juga: Sebanyak 35 Ribu Bayi Lahir Tertular Hepatitis B dari Ibu, Sosialisasi Pencegahan Ditingkatkan
Ditemui Tribunnews.com di sela aksi, Koordinator Lapangan aksi damai itu, Osem mengatakan bahwa mereka sengaja mendatangi Gedung Kemenkes karena kosongnya stok obat yang seharusnya dikonsumsi para penderita Hepatitis C.
Ia menjelaskan bahwa aksi itu merupakan bentuk solidaritas terhadap para penderita Hepatitis C.
Menurutnya, kekosongan stok obat itu telah berlangsung sekitar 8 bulan.
Baca juga: Perusahaan Biofarmasi Diminta Kedepankan Kemanusiaan Agar Obat HIV/AIDS dan Hepatitis Terjangkau
"Kita dari komunitas menuntut untuk pengadaan kekosongan dari pengobatan Hepatitis C, karena selama ini hampir 8 bulan stok dari obat Hepatitis C yang selama ini dijanjikan oleh pemerintah ternyata kosong," jelas Osem kepada Tribunnews di depan Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2023).
Hal ini menurutnya sangat tidak sesuai dengan jumlah penderita yang mencapai angka 2 juta kasus.
Ia menuding pemerintah hanya menjanjikan pengadaan obat saja.
Padahal obat-obatan itu sangat dibutuhkan oleh para penderita penyakit itu.
"Sedangkan kasus di lapangan hampir 2 juta penderita membutuhkan pengobatan Hepatitis C saat ini, karena selama ini pemerintah hanya menjanjikan untuk pengadaan obat Hepatitis C," kata Osem.
Sebagai salah satu penderita Hepatitis, Osem pun mengakui sangat membutuhkan obat tersebut.
"Karena saya sendiri sebagai Hepatitis positif, saya pribadi membutuhkan untuk pengadaan obat itu sendiri," papar Osem.
Ia menekankan bahwa para penderita Hepatitis C terakhir mendapatkan obat Direct Acting Antiviral (DAA) itu 8 bulan lalu.