Penelitian Menunjukkan BPA Berbahaya bagi Kesehatan Janin, Berbagai Negara Sudah Ambil Tindakan
janin rentan terhadap dampak negatif bahan kimia berbahaya BPA yang sering terdapat pada kemasan plastik, seperti pada botol bayi, botol minum, galon
Penulis: Matheus Elmerio Manalu
Editor: Vincentius Haru Pamungkas
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Bisphenol A (BPA) dapat membahayakan janin. Berbagai negara pun sudah mengambil tindakan atas penggunaan BPA pada kemasan plastik, makanan kaleng dan polikarbonat.
Penelitian dari Columbia University Mailman School of Public Health mengatakan janin rentan terhadap dampak negatif bahan kimia berbahaya BPA yang sering terdapat pada kemasan plastik, seperti pada botol bayi, botol minum, galon air, wadah penyimpanan makanan, hingga lapisan makanan kaleng.
Bahaya BPA pada janin seperti risiko perkembangan otak abnormal, masalah perilaku dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Bahkan, risiko keguguran dan persalinan prematur pada perempuan hamil juga meningkat karena penggunaan bahan kimia BPA ini.
Oleh karena itu, sudah banyak negara telah mengambil langkah untuk melarang atau membatasi penggunaan BPA pada kemasan makanan.
Banyak negara telah mengambil langkah untuk melarang atau membatasi penggunaan BPA pada kemasan makanan dan minuman.
Baca juga: Riset Menunjukan Bahaya BPA Bisa Tingkatkan Potensi Obesitas pada Anak dan Remaja
Seperti Prancis, yang mulai melarang penggunaan BPA dalam kemasan makanan sejak 2015 karena kekhawatiran terhadap efek negatifnya terhadap kesehatan manusia terutama pada janin dan bayi. Larangan ini didasarkan pada temuan penelitian yang menunjukkan paparan BPA bisa mengakibatkan masalah perkembangan dan kesehatan yang serius.
Salah satunya dari Badan Keamanan Pangan di Prancis (ANSES), yang juga tegas memperingatkan bahaya BPA pada janin ibu hamil. Menurut ANSES, BPA bisa mengakibatkan janin bayi dalam kandungan terkena kanker payudara di kemudian hari.
ANSES pun terus meminta perempuan hamil menghindari kemasan makanan kaleng atau meminum air kemasan plastik keras polikarbonat karena merupakan sumber BPA.
’’Perempuan hamil yang terkena paparan BPA menimbulkan risiko bagi kelenjar susu pada bayi yang belum dilahirkan,’’ demikian pernyataan ANSES.
Upaya ANSES melarang ibu hamil mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan yang mengandung BPA didukung sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives pada tahun 2014, yang menemukan adanya hubungan antara paparan BPA pada wanita hamil dengan peningkatan risiko kanker payudara pada keturunannya nanti.
Negara-negara lain yang melarang penggunaan BPA
Tidak hanya Prancis, negara-negara lain juga mulai melek terhadap bahaya penggunaan BPA pada kemasan makanan dan minuman, khususnya untuk ibu hamil dan anak-anak.
Salah satunya Kanada, yang sudah melarang penggunaan BPA dalam botol bayi dan peralatan makan anak-anak sejak 2010 silam. Langkah ini diambil setelah penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA dapat menyebabkan gangguan hormon dan masalah reproduksi.
Sementara Belgia, juga sudah melarang penggunaan BPA dalam produk bayi dan anak-anak sejak 2011, karena keprihatinan terhadap potensi efek hormon yang merugikan dan risiko kesehatan terkait. Negara Eropa Barat ini melarang berdasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa BPA dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan menyebabkan masalah perkembangan seksual.
Baca juga: Diminati Masyarakat, Penjualan Galon BPA Free Terus Bertumbuh