Menghapus Stigma Pada Ibu Bisa Cegah Depresi pada Ibu Usai Melahirkan
Judge tidak bisa merawat diri, bukan orangtua yang baik, kurang bersyukur bisa berujung depresi pada ibu atau dikenal sebagai pospartum depression
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Usai melahirkan, ibu kerap mendapatkan stigma sosial yang dirasa sangat menyusahkan.
Misalnya, lahirnya seorang anak bisa berujung baby blues pada ibu sehingga ibu bisa saja bersedih, menangis dan jarang merawat diri.
Tidak jarang ibu kerap mendapatkan 'judge' tidak menyenangkan.
Tidak bisa merawat diri, bukan orangtua yang baik, kurang bersyukur dan sebagainya.
Situasi ini pun dapat berujung depresi pada ibu atau dikenal sebagai pospartum depression.
Menurut Psikolog klinis dewasa Nirmala Ika Kusumaningrum, M.Psi, stigma sosial pasca ibu melahirkan perlu dihapuskan.
Baca juga: Momen Seorang Ibu Melahirkan di Pesawat, Penumpang Lain Ikut Bantu Proses Persalinan
"Sebenarnya masyarakat kita perlu menghilangkan stigma," tegasnya saat diwawancarai Tribunnews, Kamis (7/9/2023).
Stigma pertama adalah semua tanggung jawab anak hanya diemban oleh ibu padahal dalam mengurus anak adalah kewajiban dari kedua orangtua.
"Orang melahirkan saja sudah capek secara fisik, masih harus ngurus bayi dan suami lepas tangan. Maka cara menghapus stigma yaitu, terlibat lah orang-orang di sekitarnya, terutama suaminya," kata Nirmala lagi.
Karena saat itu, ibu sedang butuh-butuhnya dukungan dari suami atau keluarga.
Kedua, hapuskan stigma dengan memberikan kesempatan ibu beristirahat.
Jangan semua pekerjaan dilimpahkan pada ibu, sampai-sampai tidak punya waktu untuk diri sendiri.
"Itu juga tidak sehat. Dia masih masa pemulihan dan butuh istirahat. Edukasi ini harus dilakukan. Bahkan semua sih dari bidan, perawat itu harus membantu edukasi ini," papar Nirmala.
Ketiga, ketimbang memberikan penilaian pada ibu, alangkah baiknya menawarkan bantuan.
"Memang kita melihat sudah sebulan kok masih kaya gini. Ketimbang mengata-ngatai dia, stigma dia, ajak deh untuk periksa. Jangan-jangan memang ada Pospartum Depression," tegas Nirmala.
Terkadang ibu kerap merasa bingung dengan apa yang dialami bahkan tidak menyadari jika dirinya telah mengalami depresi atau Pospartum Depression.
"Ketimbang stigma, tanyakan aku bisa bantu apa. Kamu tidur, nanti aku bantuin cucikan baju, aku bisa bantuin apa. Dari pada anaknya kenapa sih, kasih makan dong, itu tidak membantu," katanya.