Peran Bidan Vital Bagi Kesehatan Ibu dan Anak, Namun Masih Ada Stigma Negatif Tentang Mereka
Sayangnya, stigma negatif yang terlanjur muncul memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental dan profesionalisme mereka.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Muhammad Zulfikar
"Melayani setiap wanita dengan masalah yang beranekaragam membuat saya semakin yakin bahwa rumah ternyaman saya adalah disini. Memberi tanpa memikirkan imbalan dan saya pun menikmati menjalani pekerjaan ini," ungkapnya.
Ikatan Bidan Indonesia wilayah Jawa Barat, menjadi "rumah" yang mewadahi ribuan bidan di Bandung Raya, telah berperan besar dalam membangun jaringan perawatan kesehatan yang kuat.
Mereka memberikan dukungan, pelatihan, dan panduan kepada anggotanya untuk menjaga kualitas perawatan yang tinggi.
Hal ini menjadi sangat penting karena bidan sering kali bekerja di daerah-daerah terpencil, di mana akses ke layanan kesehatan mungkin terbatas.
Baca juga: Dilantik Jadi Anggota DPRD di Sumatra Utara, Bidan Desa Ini Akan Tetap Berikan Pelayanan Kesehatan
Ketua Ikatan Bidan Provinsi Jawa Barat, Eva Riantini mengatakan organisasi yang dipimpinnya saat ini terus berjuang untuk mengakui peran penting bidan dalam sistem perawatan kesehatan dan memastikan bahwa bidan mendapatkan pengakuan yang pantas atas kontribusi mereka.
Upaya ini mencakup peningkatan regulasi, standar, dan peluang karier bagi bidan.
“IBI Jabar menjadi tempat untuk para bidan berkesempatan berbagi pengalaman, belajar dari satu sama lain, dan mendukung dalam situasi yang mungkin sulit. Ini tidak hanya memperkuat persaudaraan antar bidan, tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap profesi mereka,” jelas Eva.
Lebih lanjut Eva menegaskan bahwa IBI Jabar adalah sumber daya, penghubung, dan advokat bagi para profesional yang tak kenal lelah menjaga kesehatan ibu dan bayi di negeri ini.
“Melalui kerja keras IBI, perawatan ibu dan bayi di Indonesia, terutama di wilayah Bandung Barat dapat terus meningkat dan berjalan menuju masa depan yang lebih cerah,” harapnya.
Selain itu baginya, bidan mempunyai peran dalam membantu masyarakat mengenali masalah gizi dan kesehatan di wilayahnya, serta menentukan prioritas intervensi gizi dan kesehatan, mendampingi masyarakat untuk mengenali potensi pendukung gizi dan kesehatan di wilayahnya, sehingga tercipta inovasi daerah yang memanfaatkan kearifan lokal.
“Selain memberikan pelayanan kebidanan, para bidan juga berperan dalam mengelola pelayanan, menjadi penyuluh dan konselor, pendidik, pembimbing dan fasilitator klinik, penggerak serta ikut serta dalam usaha pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh bidan adalah menyampaikan edukasi dengan cara yang mudah dipahami dan dapat diterima oleh masyarakat.
Menurut Eva, di wilayah Bandung Raya sendiri hingga saat ini masyarakatnya masih masih kurang menyadari dampak buruk dari konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan.
“Gula tambahan dalam makanan dan minuman, seperti kental manis yang diseduh, minuman boba, donut gula, dan masih banyak lainnya sering kali tidak terlihat oleh mata telanjang, dan inilah yang membuatnya semakin sulit untuk disadari oleh individu,” jelas Eva.