Cedera Kulit Berisiko Turunkan Kualitas Hidup Pasien, Begini Upaya Mitigasi 5 Organisasi Profesi
Kelompok kerja ahli kulit melakukan inisiatif untuk merumuskan konsensus yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan pencegahan terkait MARSI.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima organisasi profesi dokter meluncurkan konsensus mengenai Peningkatan Kesadaran dan Pencegahan Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI).
Kelimanya adalah Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI); Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (Perdici); Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (Perdoski); Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Konsensus digelar untuk memperbaiki kondisi MARSI di Indonesia. MARSI atau cedera kulit akibat perekat medis/plester nyatanya kerap terjadi, namun belum terdefinisi dan kurang mendapat perhatian khusus dari tenaga kesehatan di Indonesia.
Melihat tantangan kesehatan ini, kelompok kerja ahli ini melakukan inisiatif untuk merumuskan konsensus yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan pencegahan terkait MARSI.
Konsensus MARSI menekankan beberapa hal penting meliputi definisi MARSI, pengkajian faktor risiko, pengamatan berkala untuk identifikasi dini, memilih perekat medis yang sesuai, teknik melepas dan memasang perekat medis/plester, serta rekomendasi terbaik akan pencegahan MARSI.
Hasil konsensus ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas perawatan pasien.
MARSI terjadi akibat penggunaan perekat medis/plester yang kurang tepat sehingga berdampak signifikan terhadap keselamatan dan kenyamanan pasien, seperti kerusakan permukaan kulit yang menimbulkan rasa nyeri, infeksi, perluasan luka, dan lambatnya penyembuhan luka.
Dampaknya pun akan lebih parah jika dialami kelompok pasien dengan faktor risiko. Komplikasi MARSI juga memberikan beban finansial tinggi akibat kebutuhan pelayanan tambahan dan perawatan luka yang lebih lama.
Baca juga: 10 Tips Memilih Sunscreen yang Tepat Menurut Dokter Kulit, Hindari Paraben hingga Perhatikan SPF
Dalam meningkatkan kesadaran dan pencegahan MARSI, Essity Indonesia, perusahaan global di bidang hygiene dan kesehatan mendukung penuh peluncuran konsensus ini.
“Saya sampaikan apresiasi yang tinggi dan mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh PABI, Perdici, Perdoski, Pergemi, IDAI dalam kelompok kerja ahli ini. Konsensus ini merupakan inisiatif baru dan belum pernah ada di Indonesia,” kata Commercial Director Essity Indonesia Gustavo Vega dari keterangan tertulis, Senin (25/9/2023).
Gustavo mengatakan, ini menjadi langkah penting dalam merekomendasikan kebijakan dan protokol perawatan luka yang terbaik bagi pasien.
Semua upaya ini selaras dengan tujuannya, yaitu mendobrak hambatan untuk kesejahteraan (Breaking barriers to well-being).
Baca juga: Empat Tips Cegah Gangguan Kesehatan Kulit karena Paparan Polusi
Permasalahan MARSI ini berakar karena sejak awal, MARSI belum didefinisikan dengan baik. Terbukti dari masih banyaknya ditemui kasus luka akibat perekat medis.
Dalam praktik sehari-hari, pemilihan perekat medis/plester seringkali tidak melalui pengkajian risiko, sehingga pasien yang memiliki kondisi kulit tertentu bisa saja mengalami infeksi tambahan setelah perawatan.