Cek Kesehatan Liver dengan Metode Elastografi, Begini Prosedurnya
Jika organ hati mengalami gangguan maka berimbas pada metabolisme dan kekebalan tubuh.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Selain itu metode ini dapat menilai derajat fibrosis dan derajat perlemakan hati.
Dalam menjalani prosesnya pun Dr Saut mengatakan, tidak ada persiapan khusus sebelum pemeriksaan Elastografi Hati.
Pasien hanya diminta berpuasa tiga jam sebelum pemeriksaan.
Dokter spesialis lulusan Universitas Indonesia menjelaskan, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan elastografi hati singkat sekitar 5-10 menit dan hasil pemeriksaan dapat dilihat langsung oleh pasien.
Hasil pemeriksaan dapat membantu dokter dalam mendiagnosis, menentukan tingkat keparahan penyakit hati, merencanakan perawatan, serta memantau perkembangan pasien selama pengobatan.
Cara Mencegah Perlemakan Hati
Dr Saut pun membagikan tips apa yang bisa diupayakan agar meminimalisir terkena penyakit perlemakan hati:
1. Pertahankan berat badan yang sehat: Jika kelebihan berat badan atau obesitas, penurunan berat badan secara bertahap dengan mengombinasikan diet sehat dan olahraga dapat membantu mengurangi penumpukan lemak di hati.
2. Olahraga teratur: Menjalani kegiatan fisik secara teratur dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak di hati.
3. Pola makan sehat: Fokus pada makanan yang seimbang dengan menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan garam berlebih. Makanan yang tinggi serat, seperti buah-bahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu memperbaiki metabolisme tubuh.
4. Mengelola resistensi insulin: Penting untuk mengontrol kadar gula darah dengan mengikuti diet rendah karbohidrat dan menjaga pola makan seimbang.
5. Konsumsi alkohol secara bertanggung jawab: Pengurangan atau menghindari konsumsi alkohol secara keseluruhan akan membantu menjaga kesehatan hati.
“Kasus perlemakan hati akibat gangguan metabolik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam dekade akhir. Faktor-faktor seperti perubahan gaya hidup, pola makan yang tidak sehat, tingginya insidensi obesitas dan diabetes telah berkontribusi terhadap peningkatan kasus perlemakan hati di Indonesia."
"Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menderita atau berisiko terserang penyakit hati akibat gangguan metabolik,” jelas dr. Saut.