Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gemar Wisata Kuliner, Hati-hati Kena Diabetes

Kebiasaan berwisata kuliner ternyata perlu diwaspadai. Ada bahaya diabetes dan obesitas yang harus dihindari.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Gemar Wisata Kuliner, Hati-hati Kena Diabetes
Shutterstock
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada beragam jenis makanan nusantara yang enak dinikmati, seperti soto, sate, tengkleng, atau papeda.

Kini selain menjelajah suatu daerah untuk memanjakan mata, wisata kuliner juga wajib dilakukan para wisatawan.

Kebiasaan berwisata kuliner ternyata perlu diwaspadai. Ada bahaya diabetes dan obesitas yang harus dihindari.

"Saat orang senang travelling, sering kali tidak menjaga makan. Akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes dan juga obesitas," kata Dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital Dr. Rudy Kurniawan saat berkunjung ke Tribunnews.com, Selasa (7/11/2023).

Makanan enak yang banyak mengandung garam, gula maupun lemak tentunya masuk kategori makanan tidak sehat.

Menyantap makanan enak bisa membuat gula darah naik - turun alias tidak terkendali.

Baca juga: Cegah Kebutaan, Penderita Diabetes Diimbau Skrining Dini untuk Penanganan yang Tepat

Berita Rekomendasi

"Jika ada orangtua yang terkena diabetes maka bisa diturunkan ke anak. Ketika berisiko inilah, gula darah naik turun, makan tidak terkontrol karena wisata kuliner, pulang travelling berat badan naik," jelas dia.

Karena itu, ada baiknya sebelum berpergian segera melakukan kesehatan atau medical check-up seperti pemeriksaan gula darah.

Eka Hospital terus melakukan terobosan dengan menyediakan layanan kesehatan terpadu, salah satunya menghadirkan pusat layanan diabetes terintegrasi pertama di Indonesia dan dipimpin langsung oleh Prof. DR. Dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PDKEMD, FINASIM, FACE.

Diabetes Connection Care beranggotakan tim dokter spesialis yang terdiri dari multi-disiplin ilmu seperti endokrinologis, kardiologis, neurologis, nefrologis, dan spesialis lainnya yang secara profesional akan bekerja sama dalam menangani pasien mulai dari tahap promotif, preventif, diagnosa, terapi/kuratif hingga tindakan rehabilitatif.

Indonesia kini menempati peringkat kelima orang dengan diabetes terbanyak di dunia. Di tahun 2023 ini saja, ada 30 juta penduduk Indonesia dengan diabetes. Artinya dari 100 orang, 12 diantaranya menderita diabetes.

Angka ini dikhawatirkan terus meningkat lantaran gaya hidup yang tidak terkontrol, seperti konsumsi gula, garam, lemak berlebih, alkohol, stres, serta kebiasaan jarang olahraga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas