Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dua Faktor yang Pengaruhi Keberhasilan Teknologi Wolbachia Tangani DBD

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terapkan teknologi Wolbachia untuk minimalisir penyebaran demam berdarah dangue (DBD). 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Dua Faktor yang Pengaruhi Keberhasilan Teknologi Wolbachia Tangani DBD
Istimewa
Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti yang menghisap darah manusia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terapkan teknologi Wolbachia untuk minimalisir penyebaran Demam Berdarah Dangue (DBD). 

Wolbachia sendiri adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk

Metode yang digunakan dalam penyebarannyanya adalah “penggantian”.

Nyamuk jantan dan nyamuk betina wolbachia dilepaskan ke populasi alami. 

Tujuannya agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung wolbachia. 

Wolbachia sendiri berperan dalam memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.

Berita Rekomendasi

Ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan teknologi wolbachia ini. 

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr. Riris Andono. 

Pertama suhu di tempat pelepasan nyamuk dengan wolbachia.  

"Mungkin yang bisa sangat berpengaruh pernah terjadi di Vietnam.  Kalau ada gelombang panas sangat tinggi, itu bisa memengaruhi proses penurunan Wolbachia," kata dr Andono pada media briefing virtual, Selasa (20/11/2023). 

Kedua, teknologi akan bekerja secara efektif dengan kepadatan penduduk dan kejadian kasus dangue yang tinggi.

Baca juga: Efek Samping yang Dialami Manusia Jika Digigit Nyamuk Berbakteri Wolbachia

"Kalau daerah luas dan jarang tentu tidak efektif karena seberapa mahal implementasi itu tergantung luas wilayah," kata dr Andono lagi. 

"Kalau disebarkan wilayah luas, kepadatan penduduk kecil, populasi nyamuk Aedes aegypti relatif kecil, tidak memberikan dampak relatif tinggi," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas