Mengenal Jenis-jenis Kanker Payudara dan Pentingnya Deteksi Dini pada Wanita
Dilihat dari jenisnya, terdapat berbagai sub tipe kanker payudara dengan tingkat keganasan yang berbeda.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Willem Jonata
Core Needle Biopsy (CNB): jarum yang digunakan pada jenis biopsi ini lebih besar sehingga bisa mengambil jaringan tumor dari area yang dicurigai. Sampel jaringan berbentuk silinder sesuai potongan jarumnya.
"(Core needle biopsy) sekarang paling disarankan karena dengan sayatan kecil, biasanya hanya 3 milimeter, kita bisa mendapatkan jaringan tumornya dengan lebih akurat," jelas dr Rachmawati.
Open Biopsy: pada kondisi tertentu ketika hasil pemeriksaan dengan needle biopsy dianggap tidak mencukupi, dokter dapat melakukan open biopsy atau disebut juga surgical biopsy.
Sayatan tentunya lebih besar dibanding needle biopsy sehingga pasien lebih merasakan nyeri. Ada dua jenis open biopsi yakni biopsi insisi dan biopsi eksisi.
Open biopsy sering harus dilakukan di kamar operasi . Kalau core needle biopsy bisa dilakukan di poliklinik," papar dr Rachmawati.
‘Staging’ Kanker Payudara
Setelah mengidentifikasi jenis dan subtipe kanker payudara, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan staging/stadium kanker yang dibagi dalam stadium 1-4.
Tahapan ini disebut sebagai 'staging'. Sekurangnya ada tiga hal yang diperiksa dalam staging kanker payudara, dikenal dengan singkatan TNM:
T (tumor): Menggambarkan ukuran tumor saat ditemukan. Umumnya, makin besar ukuran tumor, makin tinggi stadium kanker
N (node): Menggambarkan apakah kanker telah menyebar ke lymph node atau kelenjar getah bening.
M (metastasis): Menggambarkan apakah kanker telah mengalami metastasis atau menyebar ke organ jauh.
Stadium paling awal kanker payudara dinyatakan sebagai stadium 0 (carcinoma in situ) dan masih dikategorikan sebagai kanker non-invasif.
Setelah diketahui bahwa seseorang menderita kanker, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang berhubungan dengan kanker payudara.
"Bisa rontgen dada, USG abdomen/perut, maupun bone scan bila sudah ada kecurigaan penyebaran ke tulang, kita akan melakukan pemeriksaan bone scan. Atau untuk lebih akurat lagi, bisa dilakukan pemeriksaan CT Scan atau PET Scan," jelas dr Rachmawati.