Menkes: Kasus Pneumonia Misterius di China Bukan Virus Baru, Sudah Ada Obatnya
Badan kesehatan dunia atau WHO telah melakukan penelitian terkait wabah itu dan menerbitkan surat edaran.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Daryono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa wabah pneumonia misterius di China bukanlah virus baru seperti Covid-19.
Karena itu, penanganan dan obatnya sudah ada.
"(Ada) karena ini sudah ada obatnya. Dan cara deteksinya pun sudah tahu," kata Menkes kepada wartawan, Rabu (29/12/2023).
Ia menerangkan, badan kesehatan dunia atau WHO telah melakukan penelitian terkait wabah itu dan menerbitkan surat edaran.
"Hasilnya patogen-patogen yang ada di China adalah patogen yang sebelumnya sudah ada. Jadi bukan virus atau bakteri baru, tapi ini virus dan bakteri lama," tutur Menkes Budi.
Baca juga: Pneumonia Misterius di China Rentan Infeksi Anak, Dokter Ungkap Kemungkinan Penyebabnya
Dari hasil penelitian WHO dijelaskan juga bahwa kemunculan penyakit radang paru-paru ini dikarenakan kondisi dan lingkungan di China terkini membuat patogen-patogen itu hidup kembali.
"Jadi bukan sesuatu yang baru seperti Covid-19 bukan sesuatu yang baru seperti Ebola," kata mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.
Sehingga saat ini, petunjuk penanganan pneumonia dari WHO sudah ada.
"Dari WHO yang meminta perketat surveilans saja. Pastikan kalau ada lonjakan-lonjakan penyakit seperti Pneumonia bisa ditangani dengan baik," urai Menkes Budi.
Untuk diketahui, China kini sedang mengalami peningkatan penyakit pneumonia misterius yang menyerang banyak anak-anak.
Mulanya penyakit pernapasan akut tersebut terdeteksi di China bagian utara.
Dilaporkan pada pertengahan Oktober 2023 ada peningkatan penyakit mirip influenza.
Kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di China utara tersebut juga telah dilaporkan oleh kelompok-kelompok termasuk Program Pemantauan Penyakit Berkembang. (*)