Abu Vulkanik Gunung Meletus Bisa Picu Kanker Paru?
Abu vulkanik mengandung silika, karbon dan zat-zat berbahaya lainnya. Jika terhirup dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru aktivitas vulkanik Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) terus meningkat.
Diketahui banyak para pendaki yang terjebak di kawasan gunung. Puluhan pendaki terhirup abu vulkanik, dan dilaporkan telah ada korban jiwa.
Erupsi yang secara tiba-tiba ini juga membuat masyarakat khawatir karena abu vulkanik yang cepat meluas.
Lantas, apakah abu vulkanik dapat memicu terjadinya kanker paru-paru?
Terkait hal ini, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Onkologi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Sita Laksmi Andarini, PhD, SpP(K) beri penjelasan.
Abu vulkanik yang keluar dari gunung merapi jika terhirup memang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Pasalnya abu tersebut mengandung silika, karbon dan zat-zat berbahaya lainnya.
"Bisa masuk di dalam paru-paru dan pengaruh jangka panjangnya memang ada. Kalau pajanannya terus-menerus maka risiko itu (kanker paru-paru) akan terjadi lebih tinggi dibandingkan populasi yang normal," ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (5/12/2023).
Namun sejauh ini, penelitian terkait paparan abu vulkanik memicu kanker paru-paru memang belum ada.
Karena penelitian untuk risiko terjadi kanker itu perlu dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
"Artinya dilakukan dalam waktu lama. Jadi data yang objektifnya kita belum menemukan. Tetapi secara teori, ab vulkanik kan ada sulfur, silika, karbon tentu saja akan mempengaruhi imunitas paru,"paparnya.
Oleh karenanya, jika terus menerus terhirup abu vulkanik, dapat menimbulkan gejala.
"Apakah terjadi kanker paru di depan hari perlu lebih penelitian yang lebih panjang untuk hal tersebut," tutupnya.