Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kenali Tanda-tanda Kamu Sudah Sembuh dari Inner Child yang Terluka

Inner child mengacu pada bagian diri yang menyimpan kenangan, emosi, dan pengalaman dari masa kecil kita.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kenali Tanda-tanda Kamu Sudah Sembuh dari Inner Child yang Terluka
freepik
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inner child jadi pembahasan populer di kalangan self-help dan kesehatan mental.

Inner child mengacu pada bagian diri yang menyimpan kenangan, emosi, dan pengalaman dari masa kecil kita.

Pengalaman-pengalaman ini, baik positif maupun negatif bisa berdampak pada keadaan emosional dan memengaruhi kehidupan dewasa kita.

Beberapa cara bisa dilakukan untuk penanganan inner child, dimulai dari hal ringan seperti Re-parenting yaitu memenuhi kebutuhan dan keinginan masa kecil yang belum terpenuhi.

Baca juga: Mereka yang Alami Inner Child, Berisiko Alami Masalah Finansial Hingga Perilaku Konsumtif

Termasuk  berkonsultasi dengan psikolog pada kasus-kasus inner child yang berat.

Lantas apa saja tanda-tanda kamu telah sembuh dari Inner Child?

Berita Rekomendasi

Menurut psikolog Samanta Elsener, ada beberapa tanda yang bisa kamu kenali.

Pertama, kamu sudah bisa melihat dari sudut pandang orang ketiga dan pemikiran bijaksana.

Lebih lanjut Samanta pun menjelaskan apa maksudnya.

Otak punya tiga titik. Pada titik pertama, berada di tengah-tengah yang menjadi pusat emosi atau dikenal dengan amigdala.

Titik kedua, bagian depan adalah pusat otak berpikir logis.

Sedangkan titik ketiga, di atas otak berkaitan bagaimana melihat sudut pandang orang ketiga.

"Orang-orang yang sudah healing dan bisa memaafkan peristiwa buruk terjadi di masa lalu dia, akan selalu memiliki pemikiran bijaksana. Karena dia sudah mengaktifkan ini, tiga ini," ungkapnya dalam talkshow virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Rabu (13/2/2024).

Kedua, ia menyadari jika mengambil keputusan itu tidak boleh impulsif, sehingga dia bisa meregulasi emosi dengan baik.

Ketiga, ia bisa melihat dengan mata lebih terbuka secara lebar. Ada beragam opsi atau pilihan dari permasalahan yang dihadapi.

"Bisa melihat dari semua sisi. Kira-kira orang healing seperti itu," imbuhnya.

Keempat, ketika seseorang sudah healing, ia akan selalu bersifat netral meski menghadapi peristiwa yang berkaitan dengan traumanya.

"Misalnya kita kehilangan ibu waktu kita kecil tiba-tiba, ada rasa berduka banget. Tapi pada saat kita sudah selesai masa berdukanya, pas kita inget, kita sudah tidak menangis lagi. Berarti sudah netral," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas