Orang Indonesia Disebut Kurang Asupan Protein, Apa Dampaknya?
Padahal, protein memiliki banyak manfaat baik seperti memberikan rasa kenyang, membantu dan menjaga massa otot, serta mengganti dan membangun sel tubu
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan penelitian, orang Indonesia kurang mememuhi asupan protein harian.
Faktanya, sebanyak 46 persen orang Indonesia kekurangan asupan protein harian.
Padahal, protein memiliki banyak manfaat baik seperti memberikan rasa kenyang, membantu dan menjaga massa otot, serta mengganti dan membangun sel tubuh hingga berperan penting dalam program pengelolaan berat badan (weight management program).
“Kami berkomitmen ingin mengajak masyarakat luas untuk mencukupi kebutuhan protein harian, membantu memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang, serta mengontrol kalori harian,” terang Head of Marketing Herbalife Indonesia, Elfrida Viesta Napitupulu dalam kegiatan buka bersama media di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2024).
Baca juga: Malaysia Kini Punya Klinik Bayi Tabung untuk Pasien Muslimah
Ditambahkan, Nutritionist Herbalife Indonesia Aria Novitasari, protein memiliki peran sebagai zat pembangun dan hal ini tidak bisa digantikan dengan nutrisi laninya.
“Protein membantu memberi rasa kenyang, membangun dan menjaga massa otot, serta mengganti dan membangun sel tubuh,” ujar Aria.
Menurut dia, penyebab mayoritas orang Indonesia tidak memenuhi asupan protein harian dilandasi oleh ketidaktauan jumlah kebutuhan protein harian.
"Selain itu budaya di Indonesia kalau makan itu nasinya lebih banyak daripada lauknya. Kebiasaan ini yang membentuk pola makan orang Indonesia kebanyakan," ungkap dia.
Padahal ujar Aira, dari rambut sampai ujung kaki memerlukan protein. Protein diserap oleh sel otak, sel organ lain, sel kulit maupun sel otot.
"Coba lihat orang-orang yang before and after mengubah gaya hidup. Yang merubah bukan hanya tampilan fisik saja tapi tampilan kulit mereka juga lebih glowing terlepas pakai skincare atau tidak, tapi itu mempengaruhi," tutur Aria.
Sementara, dampak kekurangan protein bisa menyebabkan kekurangan gizi dan akan menimbulkan stunting.
Karena itu, pihaknya berkomitmen untuk mencari solusi dan menjawab tantangan kelaparan global, kerawanan pangan, dan kekurangan nutrisi melalui berbagai inisiatif, seperti melalui HNF (Herbalife Nutrition Foundation) bekerja sama dengan mitra CASA.
"Untuk mendukung terhadap upaya pemerintah dalam memerangi malnutrisi dan stunting serta memberikan akses pendidikan nutrisi yang sehat kepada anak-anak serta masyarakat yang rentan,” kata Intan Pratiwi Darmawanti.
Kebutuhan Harian Protein
Data Susenas 2022 yang diolah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, rata-rata konsumsi protein per kapita per hari masyarakat Indonesia 62,21 gram.
Baca juga: Ramai Pesan WhatsApp tentang DBD Shock, Epidemiolog Dicky Budiman Buka Suara
Kebutuhan protein paling banyak saat remaja 13-15 tahun. Untuk laki-laki sebesar 72 gram dan perempuan sebesar 69 gram.
Sementara saat dewasa, 19-29 tahun membutuhkan sebesar 62 gram untuk laki-laki dan 56 gram untuk perempuan.
Usia 30-49 tahun membutuhkan asupan protein sebesar 65 gram untuk laki-laki dan 57 gram untuk perempuan. Memasuki lansia, 65-80 tahun, kebutuhan laki-laki sebanyak 62 gram dan perempuan 56 gram.