Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tips Cegah Komplikasi hingga Kematian Demam Berdarah Dengue

Berikut tips upaya cegah komplikasi dan kematian akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) yang meningkat pada sejumlah daerah di Indonesia.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Tips Cegah Komplikasi hingga Kematian Demam Berdarah Dengue
Freepik
Ilustrasi - Berikut tips upaya cegah komplikasi dan kematian akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) yang meningkat pada sejumlah daerah di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat pada sejumlah daerah di Indonesia.

Terkait hal ini, Kepala Seksi Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Tamansari Jakarta dan  Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama, MKM bagikan tips upaya cegah komplikasi dan kematian. 

Pertama, utamakan deteksi dini. 

"Untuk cegah komplikasi dan kematian kuncinya deteksi dini," ungkap Ngabila pada keterangannya, Senin (25/3/2024). 

Kedua, dilanjutkan tatalaksana pemberian cairan atau rehidrasi segera agar tidak syok dan meninggal. 

Ketiga, jika terjadi demam 1x24 jam atau keluhan dan tidak membaik di rumah, bawa segera ke puskesmas terdekat.

Berita Rekomendasi

"Periksa darah dan rapid test DBD (NS1), gratis di seluruh puskesmas kecamatan Jakarta," imbaunya. 

Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat untuk mengetahui gejala khas orang yang terinfeksi DBD

Pada orang dewasa gejala DBD seperti infeksi virus lainnya.

Yaitu demam tinggi diatas 39 derajat, demam naik turun, nyeri belakang mata, pegal sendi dan otot, mual dan muntah. 

Baca juga: Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari Meningkat 50 Persen

Pada anak gejala bisa tidak khas seperti muncul gejala infeksi saluran cerna dan nafas.

Batuk, pilek, diare, sulit buang air besar. Beberapa juga bisa infeksi campuran dengan typhoid atau tipes.

Selain itu, untuk mencegah terinfeksi dari DBD, Ngabila mengajak masyarakat melakukan 3M plus. 

Menutup, menguras, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi genangan air. 

Plus memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, lavender, rosemary dan sebagainya.

Bisa juga memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan cupang. 

"Juga memakai losion antinyamuk, memakai kelambu, menyemprot rumah dengan antinyamuk di waktu nyamuk aedes aegepty sangat aktif beraktivitas. Biasanya di jam 08.00-10.00 atau 15.00-17.00," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas