Kepala BKKBN: Sex Education Bukan Tentang Hubungan Seksual Tapi Reproduksi Sehat
Kepala BKKBN menjelaskan bahwa pendidikan seks bukan berisikan pengetahuan tentang bagaimana berhubungan seksual.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendidikan seksual masih dianggap tabu bagi masyarakat Indonesia.
Karena ada anggapan, pendidikan seksual bisa mendorong generasi mudah melakukan hubungan seksual.
Baca juga: Psikolog Sebut Pendidikan Seksual untuk Anak Bisa Dimulai Sejak Umur 5 Tahun
Terkait hal ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo mengatakan jika ini tidaklah benar.
"Di Indonesia, orang memberikan pelajaran tentang sex education sering dianggap tabu. Padahal pendidikan seks bukan berarti hubungan seksual," ungkap Hasto pada keterangannnya, Kamis (2/4/2024).
Hasto menjelaskan bahwa pendidikan seks bukan berisikan pengetahuan tentang bagaimana berhubungan seksual.
Pendidikan seks sendiri berisi pengenalan organ reproduksi laki dan perempuan.
Serta bagaimana menjaga organ reproduksi agar tetap sehat.
Baca juga: Kasus Pernikahan Anak di Jabar, Jateng & Jatim Tinggi, dr Boyke Ungkap Pentingnya Pendidikan Seksual
"Sehingga ketika tiba saatnya melakukan kegiatan reproduktif (pembuahan kemudian hamil) akan menghasilkan keturunan yang sehat dan selamat ibu dan anaknya," tambahnya.
Lebih lanjut, Hasto mengingatkan jika remaja merupakan kelompok yang berisiko tinggi dalam hal kesehatan reproduksinya.
Remaja merupakan kelompok umur yang sedang mengalami masa peralihan menuju kematangan seksual.
Sehingga mengalami perubahan fisik dan psikis dari anak mengarah pada kedewasaan.
Secara sosial juga mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Pengaruh informasi global yang semakin mudah diakses cenderung mendorong masyarakat mengadopsi kebiasaan tidak baik.
Salah satunya perilaku seksual yang tidak sehat.