Nasi Jagung dan Singkong Jadi Alternatif Penganti Beras, Cocok untuk Penderita Diabetes
Tidak bergantung pada nasi putih dan cukup menerapkan gaya hidup sehat, menjadi salah satu kunci pencegahan dari penyakit metabolik seperti diabetes.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengubah kebiasaan dan mengganti pola diet makanan sehat memang butuh usaha ekstra karena pilihannya tidak banyak dan biasanya harus beradaptasi dengan rasa yang kurang enak.
Tidak bergantung pada nasi putih dan cukup menerapkan gaya hidup sehat, menjadi salah satu kunci pencegahan dari penyakit metabolik seperti diabetes dan obesitas.
Nasi Jagung dan nasi singkong sangat cocok dengan tren konsumsi umbi-umbian yang direkomendasikan para profesional kesehatan sebagai bagian dari pola hidup sehat.
Baca juga: Cara Membuat Nasi Jagung Ayam Suwir, Menu Spesial untuk Sarapan Esok Hari, Ini Bahan-bahannya
Dokter Spesialis Gizi dr. Mulianah Daya, M. Gizi, Sp, GK mengatakan, inovasi nasi dari umbi-umbian seperti jagung dan singkong menjadi salah satu alternatif untuk pengganti nasi karena bebas gula dan tinggi serat.
"Serta rasanya ringan, enak dan cocok sebagai alternatif pangan untuk penderita diabetes, karena dapat memperlambat naiknya kadar gula darah,” kata Mulianah saat talkshow bertema Inovasi Diversifikasi Nasi Jagung dan Nasi Singkong Dailymeal sebagai Solusi Sehat Untuk Diabetes di Jakarta belum lama ini.
Mulianah memaparkan kendungan nasi singkong yang memiliki serat larut sebesar 5 gram serat dengan indeks glikemik yang tergolong rendah dan memiliki antioksidan yang baik, karena memiliki kandungan vitamin C, vitamin A, dan beta karoten di dalamnya.
“Nasi singkong per 100 gram memiliki 5 gram serat dengan indeks glikemik 45 hingga 50 yang masuk ke kategori rendah sehingga perlambat naiknya kadar gula darah,” kata Mulianah dalam acara jumpa pers di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (31/5).
Singkong diketahui memiliki kandungan serat tinggi dengan diolah rasanya menjadi pulen karena kandungan seratnya cukup tinggi, dan seratnya adalah serat larut.
Di tempat yang sama, Ketua LPPM Unsoed Elly Tugiyanti memngatakan, pemilihan varietas jagung dan singkong menjadi kunci menciptakan produk yang unggul dan diperlukan pengujian dan riset.
"Penelitian komperensif mengenai diversifikasi makanan pokok ini membuka kerja sama lanjutan perusahaan dengan universitas lain di dalam maupun luar negeri.
Amar Ramdani, Vice President Marketing PT Hoki Distribusi Niaga (Dailymeal) mengatakan, nasi Jagung dan nasi Singkong, menawarkan banyak manfaat lebih dibandingkan sumber karbohidrat konvensional, seperti enam kali lebih tinggi serat dan bebas gula.
"Nasi ini pulen, ringan, enak, dan praktis karena tidak perlu dicuci sebelum dimasak," katanya.
Selain itu, kata dia nasi Jagung dan Nasi Singkong sangat cocok dengan tren konsumsi umbi-umbian yang direkomendasikan para profesional kesehatan sebagai bagian dari pola hidup sehat.