Nutrisi dan Simulasi Penting di 1000 Hari Pertama Kehidupan, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua
1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan periode emas yang menentukan masa depan anak.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan periode emas yang menentukan masa depan anak.
Tak melulu soal nutrisi saja, simulasi yang tepat sangat penting memaksimalkan tumbuh kembang anak di masa depan.
Baca juga: Kepala BKKBN Ingatkan 1000 HPK Jadi Fase Terbaik Perkembangan Otak Anak
Kehilangan kesempatan masa ini tidak bisa diubah. Misalkan berdampak pada konsekuensi penyakit kronis mulai stunting, hingga gangguan kardiovaskuler, sampai gangguan pertumbuhan lain.
Banyak penelitian juga menunjukkan, anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Seorang mom influencer dan dokter yang aktif mengedukasi masyarakat Reisa Broto Asmoro, menyetujui pentingnya peran orang tua di masa 1000 HPK.
“Menemani anak bertumbuh merupakan pengalaman istimewa, tak terlupakan, dan tidak dapat diulangi oleh orang tua, karena itu menarik sekali jika ada wadah untuk mengumpulkan kisah-kisah manis ini dan dapat membaca pengalaman orang tua lain untuk menjadi pembelajaran, juga hiburan,” ujar Reisa Broto Asmoro dalam kegiatan beberapa waktu lalu.
Baca juga: Layanan Stimulasi Berperan Dalam Pengembangan Tumbuh Kembang Anak
Head of Medical Kalbe Nutritionals dr. Muliaman Mansyur menekankan, organ dan otak tumbuh pesat di masa tersebut. Sekitar 80 persen sel saraf otak sudah selesai terbentuk dan merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan anak, di mana pondasi untuk kecerdasan, emosional, dan sosial anak terbentuk.
“Stimulasi dan nutrisi yang tepat selama periode ini sangat penting untuk mencapai potensi maksimal anak. Menyadarkan orang tua tentang pentingnya memberikan perhatian selama 1000 HPK adalah kunci untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal,” ujar dokter Muliaman dalam keteranganya, Senin (5/8/2024).
Pihaknya berkomitmen mendukung orang tua mengoptimalkan periode krusial ini melalui Tiga Pilar: Gali Potensi, Beri Atensi, dan Nutrisi Terbaik.
Pertama, pilar "Gali Potensi" yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka tanpa paksaan, mendorong mereka untuk menemukan potensi diri mereka.
Kedua, pilar "Beri Atensi" yang menekankan pentingnya memberikan stimulasi, kasih sayang, dan interaksi yang berkualitas untuk membangun koneksi emosional yang kuat dan mendukung perkembangan sosial dan emosional anak.
Ketiga, pilar "Nutrisi Terbaik" yang memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi anak dengan makanan bergizi seimbang dan suplemen yang tepat untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan otak, daya tahan tubuh kuat, dan fisik yang optimal.
“Mengusung tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju, pemerintah tahun ini menunjukkan tekad kuatnya untuk memastikan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Hal ini selaras dengan komitmen kami yang senantiasa mendukung orang tua Indonesia dalam mewujudkan tumbuh kembang optimal,” ujar Business Unit Head Morinaga Growing Up Milk Junita.
Berikut hal yang harus dilakukan orang tua dalam mendukung 1000 HPK ini mengutip Kemenkes dan BKKBN:
1. Periode Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan rutin. Ibu hamil disarankan untuk periksa minimal 6 kali. 1 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua, dan 3 kali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin salah satunya melalui penimbangan berat badan ibu dan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) secara berkala.
Mengapa harus dilakukan? Hal ini dilakukan untuk mengetahui pemenuhan gizi ibu hamil dan janin. Pada ibu yang masuk kategori kekurangan energi kronis (KEK) pemberian PMT atau makanan tambahan untuk mengejar kenaikan berat badan selama kehamilan harus dilakukan.
Selain melakukan pemeriksaan rutin, selama kehamilan ibu perlu rutin minum tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet saat hamil 9 bulan.
Kemudian juga mengonsumsi beragam jenis bahan makanan bergizi seimbang.
Ada makanan pokok, protein hewani, kacang-kacangan, buah dan sayur, minum air 8-12 gelas/hari (2-3 liter)/hari, serta menambahkan 1 porsi makanan utama atau makanan selingan dari sebelumnya.
2.Periode Menyusui (Bayi 0-6 Bulan)
Pada periode ini, ibu pasca melahirkan didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) terutama memberikan kolostrum dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama.
Selama ASI eksklusif ibu juga diharapkan melakukan pemantauan tumbuh kembang rutin minimal 1 bulan sekali di posyandu atau puskesmas.
Selain memantau, bayi ibu juga harus diberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi. Untuk ibu, pada 1-2 hari pasca bersalin akan diberikan suplementasi kapsul vitamin A.
3. Bawah Dua Tahun 6-23 Bulan
Intervensi gizi dilakukan dengan mendorong ibu untuk tetap memberikan ASI hingga anak berusia 23 bulan. Selain itu, juga pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) setelah anak berusia lebih dari 6 bulan.
Lengkapi juga dengan menyediakan obat cacing, pemberian suplementasi zinc, menyediakan fortifikasi zat besi pada makanan, imunisasi dasar dan lanjutan, pemberian suplementasi vitamin A (kapsul biru/merah) dan melakukan perlindungan pada penyakit seperti malaria dan diare.
Orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan anak yang meliputi 4 aspek yaitu :
Motorik kasar : tidur , telungkup, duduk, berdiri, berjalan, berlari dan melompat
Motorik halus : memegang barang kecil, menulis, memegang sendok, cangkir
Kemampuan bahasa : memahami pembicaraan, berbicara, bercerita
Personal sosial : kemampuan mengenal orang-orang disekitarnya dan mandiri