WHO Ingatkan Penularan Mpox Bisa Melalui Droplet
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan percikan liur atau droplet bisa menjadi jalur penularan Mpox.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan percikan liur atau droplet bisa menjadi jalur penularan Mpox.
Walau begitu, WHO menerangkan, kemungkinannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kontak fisik.
WHO sebelumnya mengumumkan keadaan darurat global atas mpox pada 14 Agustus karena khawatir dengan lonjakan kasus jenis Clade 1b di Republik Demokratik Kongo dan penyebarannya ke negara-negara terdekat.
Dilansir dari South China Morning Post, Badan kesehatan PBB mengatakan bahwa mpox menyebar antar manusia terutama melalui kontak fisik dekat dengan seseorang yang mengidap virus tersebut.
“Kontak dekat mencakup kontak kulit ke kulit (seperti bersentuhan atau berhubungan seks) dan kontak mulut ke mulut, atau kontak mulut ke kulit (seperti berciuman),” katanya dilansir Tribunnews, Rabu (28/8/2024).
Hal ini juga dapat mencakup dengan orang yang berada di dekat seseorang yang menderita Mpox.
Seperti berbicara atau bernapas berdekatan, yang dapat menghasilkan partikel pernapasan yang menular.
Mpox termasuk dalam famili virus yang sama dengan cacar, tetapi menyebabkan gejala yang lebih ringan seperti demam dan nyeri tubuh.
Orang dengan kasus yang lebih serius dapat mengalami lepuh yang menonjol di wajah, tangan, dada, dan alat kelamin.
Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan, seseorang yang terjangkit virus tersebut memiliki lesi.
Baca juga: Pemerintah Sediakan Vaksin Mpox di Pertemuan Kepala Negara Afrika di Bali 1-3 September 2024
"Jika anda berbicara dengan seseorang secara dekat, bernapas dengan mereka, berdekatan secara fisik, bertatap muka, ada kemungkinan" penyebaran virus, "tetapi ini merupakan sumber yang kecil," kata Harris.
Ketika berbicara dengan seseorang, ada kemungkinan akan mengeluarkan droplet.
Namun kemungkinan ini kecil dan masih butuh penelitian lebih lanjut.
"Itu bukanlah bentuk penularan yang sangat besar. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya dinamika penularan,” tutup Harris.