Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sukses Turunkan Prevalensi Stunting, Pemprov Jateng Terima Penghargaan Insentif Fiskal Rp6,45 Miliar

Berdasarkan rilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada Maret 2024, prevalensi stunting Jateng di tahun menurun 0,1 persen dibandingkan tahun 2022.

Editor: Content Writer
zoom-in Sukses Turunkan Prevalensi Stunting, Pemprov Jateng Terima Penghargaan Insentif Fiskal Rp6,45 Miliar
Istimewa
Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional menyerahkan penghargaan kepada Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana pada acara Rakornas Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada Selasa, 4 September 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan dari pemerintah pusat berkat keberhasilannya dalam menurunkan angka stunting.

Penghargaan berupa Insentif Fiskal sebesar Rp6,45 Miliar diserahkan oleh Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional kepada Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana, pada acara Rakornas Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Selasa, (4/9/2024)

Nana menjelaskan, pada 2023 lalu, Jateng juga memeroleh penghargaan yang sama dengan nilai Rp5,97 miliar. Dengan jumlah yang lebih besar tahun ini, insentif yang diperoleh akan digunakan untuk menuntaskan penanganan stunting yang masih tersisa di Provinsi Jateng.

Baca juga: Melepas Kontingen ke PON XXI, Nana Sudjana: Jateng Bidik Minimal 50 Medali Emas, Target 3 Besar

Berdasarkan rilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada Maret 2024, prevalensi stunting Jateng di tahun 2023 berjumlah sebesar 20,7 persen, atau menurun 0,1 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 20,8 persen.

Pemprov Jateng sendiri telah menganggarkan Rp194,6 miliar untuk percepatan penanganan stunting. Anggaran itu diberikan dalam bentuk bantuan keuangan kepada kabupaten/kota, terutama yang kasus stuntingnya masih tinggi.

"Sasaran adalah beberapa lokasi ataupun kabupaten/kota yang tingkat stuntingnya masih tinggi," kata Nana usai acara.

Menurut Nana, langkah percepatan penurunan stunting di Jateng pun turut berkolaborasi dengan banyak pihak, baik antar sesama pemerintah, BUMN, BUMD, perguruan tinggi, swasta hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Berita Rekomendasi

"Jadi memang perlu ada suatu kolaborasi untuk menangani stunting ini. Kita tidak hanya bisa sendiri, artinya juga ada keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat juga ini kita libatkan," jelasnya.

Baca juga: Catatkan Kinerja Positif, Nana Sudjana Raih Penghargaan Most Inspiring Leader

Intervensi spesifik dan sensitif, sambungnya, dilakukan untuk menangani stunting. intervensi sensitif yang dilakukan salah satunya dengan memastikan kelayakan air yang dikonsumsi masyarakat. Sementara contoh intervensi spesifik dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi dengan banyak pihak. Selain itu juga memberikan edukasi kepada calon pengantin dan remaja putri.

Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tentang upaya pencegahan stunting melalui intervensi serentak, yang sudah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota. Data dari intervensi yang telah dilaksanakan tersebut harus dapat dimanfaatkan untuk program berikutnya.

"Data ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai dasar intervensi sensitif dan spesifik, agar program yang sudah disusun dapat tepat sasaran dan target prevalensi stunting segera tercapai," pesan Wapres. (*)

Baca juga: Buka Rakornas Percepatan Penurunan Stunting 2024, Wapres: Pemerintah Selanjutnya Bisa Lampaui Target

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas