Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Teknologi Kedokteran Berbasis Nuklir Bisa Digunakan untuk Terapi dan Pengobatan Kanker

kedokteran nuklir menjadi bidang ilmu yang ranahnya sangat luas yang tidak sebatas PET Scan, tidak hanya diagnostik, tetapi juga terapi pasien.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Teknologi Kedokteran Berbasis Nuklir Bisa Digunakan untuk Terapi dan Pengobatan Kanker
Bet_Noire
Ilustrasi kanker 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peluang pengembangan kedokteran berbasis teknologi nuklir di Indonesia sangat terbuka luas mengingat sampai saat ini sifatnya hanya sampai tahap diagnosis.

Dengan adanya teknologi nuklir, lokasi terjadinya berbagai jenis kanker bisa dideteksi secara tepat, sehingga pengobatan pun bisa lebih efektif bahkan pemindaian berbasis nuklir juga bisa mengidentifikasi jenis kanker.

Sebenarnya manfaat teknologi nuklir ini tidak hanya sebatas dianogsis maupun terapi pasien yang sudah ada di Indonesia tapi  sudah bisa digunakan untuk pengobatan penyakit kanker.

"Saat ini kedokteran nuklir di Indonesia sifatnya hanya sampai tahap diagnosis padahal kedokteran di bidang ini sangat luas, bisa sampai ke penyembuhan dan terapi penyakit kanker," kata Edy Gunawan, Chief Operating Officer RS MRCCC Siloam Semanggi di sela-sela  Memorandum of Understanding (MoU) dengan The Netherlands Cancer Institute (AVL/NKI) belum lama ini.

Dikatakannya, kedokteran nuklir menjadi bidang ilmu yang ranahnya sangat luas yang tidak sebatas PET Scan, tidak hanya diagnostik, tetapi juga terapi pasien.

"Kedokteran nuklir saat ini bisa dipakai untuk terapi menggunakan radiofarmaka atau materi dari kedokteran nuklir untuk terapi pasien sehingga  mempersingkat waktu pengobatan," katanya.

Berita Rekomendasi

Sementara Marcel Stokkel dari Nuclear Medicine Physician, Netherland Cancer Institute Antoni van Leeuwenhoek Hospital mengatakan, masih banyak anggapan pengobatan kanker dengan melibatkan teknologi nuklir dinilai mahal.

Namun sebenarnya bila dihitung sebenarnya bisa menekan angka perawatan dalam jangka panjang.

"Memang terlihat mahal di awal, pengeluaran secara keseluruhan akan berkurang karena akan banyak langkah perawatan yang dipangkas," kata Stokkel.

Pemanfaatan teknologi kedokteran nuklir akan meningkatkan dianogsa pasien kanker akan lebih tepat yang akan membuat membuat pasien kanker mendapatkan perawatan yang tidak perlu.

Meskipun dihadapkan dengan tantangan yang berat, kata Marcel, kerja sama ini diharapkan akan menghasilkan banyak hasil penelitian terkait penyembuhan kanker.

"Tujuan saya adalah untuk menolong dan menstimulasi. Semoga AVL dapat menginspirasi terkait kedokteran nuklir. Saya berharap ke depannya bisa melibatkan radiologi, patologi, onkologi," katanya.(Eko Sutriyanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas