Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kebutuhan Fisioterapis akan Capai 2,2 Juta per Tahun, Pakar Dorong Praktik Fisioterapi Berkelanjutan

President of World Physiotherapy, Michel Landry memprediksi kebutuhan fisioterapis akan mencapai 2,2 juta per tahun. 

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kebutuhan Fisioterapis akan Capai 2,2 Juta per Tahun, Pakar Dorong Praktik Fisioterapi Berkelanjutan
Ist
Kongres Asian Western Pacific (AWP) 2024 di Denpasar, Bali. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fisioterapi merupakan profesi kesehatan yang berperan penting dalam menjaga dan memulihkan kemampuan gerak manusia. 

Di Indonesia, profesi ini telah menjadi bagian dari layanan kesehatan dasar, berperan aktif di Puskesmas, dan berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat. 

President of World Physiotherapy, Michel Landry memprediksi kebutuhan fisioterapis akan mencapai 2,2 juta per tahun. 

Ia juga mengungkapkan bahwa setiap tahun ada sekitar 10 juta lulusan sarjana fisioterapi. Mereka harus melanjutkan pendidikan ke spesialisasi.

“Untuk membangun fisioterapi, harus dimulai dari mengembangkan pendidikan,” kata Landry melalui keterangan tertulis, Minggu (29/9/2024).

Kongres Asian Western Pacific (AWP) 2024 di Denpasar, Bali, menjadi momentum penting bagi fisioterapi Indonesia

Berita Rekomendasi

Acara ini bertujuan memperkuat kolaborasi dan meningkatkan kompetensi dalam menghadapi tantangan kesehatan global. 

Ketua Umum PP IFI, Parmono Dwi Putro, menegaskan bahwa kongres ini adalah wujud nyata peran fisioterapi Indonesia dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. 

Ia juga menekankan bahwa fisioterapi di Indonesia adalah bagian dari profesi kesehatan dunia yang terus berkembang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Parmono juga menegaskan bahwa kongres ini sangat relevan untuk memperkenalkan fisioterapi Indonesia di mata dunia. 

"Inilah Fisioterapi Indonesia ke kancah internasional, kita adalah tenaga kesehatan yang sama, tenaga dengan seluruh tenaga kesehatan dunia, saatnya kita kolaborasi,” kata Parmono Dwi Putro. 

Fisioterapis di Indonesia harus terus memperjuangkan kualitas dan kompetensi mereka untuk semakin maju di kancah internasional. 

Menurutnya, fisioterapi Indonesia memiliki prospek yang cerah, terutama karena profesi ini telah menjadi bagian dari pelayanan kesehatan tingkat pertama di Puskesmas, yang sejalan dengan program promotif dan preventif dari Kementerian Kesehatan RI.

Dalam Kongres AWP 2024 dan Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi Indonesia (TITAFI) 2024, Parmono Dwi Putro menekankan pentingnya akses langsung dan peran lebih besar fisioterapis dalam sistem kesehatan Indonesia

"Alhamdulillah. Fisioterapi sudah masuk di first contact. Saat ini fisioterapi dipercaya untuk bisa menangani first kontak di Puskesmas," ungkapnya.

AWP Congress 2024 menampilkan sejumlah sesi penting, termasuk International Workshop yang menghadirkan para pakar fisioterapi dunia. Dr. Joshua Farragher (Australia) membahas manajemen nyeri punggung bawah, sementara Dr. Janel Lee (Singapura) mengupas fisioterapi pediatrik di komunitas. 

Prof. Marco Pang (Hong Kong) memaparkan tentang dual task assessment bagi pasien stroke, dan Dr. Shirley Ngal (Hong Kong) menjelaskan prinsip dan aplikasi tes latihan kardiopulmoner. 

Prof. Alice dan Abraham Jones (Australia) membahas standar penilaian praktik klinis fisioterapi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas