Ibu Hamil Idap Hipertensi, Suami Wajib Siaga dan Ketahui Tanda Bahayanya
Banyak perubahan terjadi pada tubuh ibu hamil. Salah satunya tekanan darah. Mereka rentan alami hipertensi yang bisa mengancam nyawa.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada tubuh. Salah satunya tekanan darah ibu.
Pada kehamilan, ibu rentan mengalami hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional adalah kondisi ketika tekanan darah meningkat selama hamil atau tensi tinggi pada ibu hamil.
Jika dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan, hipertensi dapat menimbulkan dampak buruk bagi ibu hamil dan janin.
Agar tidak berujung pada hal yang membahayakan, suami pun diharuskan untuk siaga.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fetomaternal dr Astrid Fransisca Padang, bagikan apa saja peran suami pada ibu hamil yang alami hipertensi.
Pertama, ikut memantau perkembangan kandungan istri.
Seperti ikut serta saat memeriksakan kandungan, atau melihat adakah peningkatan tekanan darah atau tidak.
Kedua, suami harus tahu apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu dan dicurigai mengarah pada hipertensi.
"Seperti ibu hamil mulai mengeluh pandangannya mulai terganggu atau kabur. Kemudian ada nyeri ulu hati," jelasnya.
Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah sakit kepala pada ibu. Sakit kepala paling dominan terjadi di antara kedua mata.
"Nah itu biasanya tanda-tanda soal hipertensi akan menjadi pre-eklampsia atau eklamsia. Eklamsia adalah pre-eklampsia yang berlanjut jadi kejang pada ibu hamil," paparnya.
Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Bila tidak segera ditangani, preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janin.
"Jadi bapak harus waspada kalau ibu-ibunya sudah ada keluhan seperti ini. Segera dibawa ke rumah sakit atau dibawa kembali ke dokter," imbaunya.