Petualangan Arcil, Film Animasi 3D Sejarah Purba Bumiayu Diluncurkan Balar Yogyakarta
Film animasi Petualangan Arcil di Bumiayu Purba ini dibuat berdasarkan hasil penelitian Hary Widianto, tapi dikreasi mengikuti logika anak-anak.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Menjawab pertanyaan audien daring via zomm, Prof Hary Widianto berusaha memberi gambaran situasi Bumiayu purba, di rentang masa antara 2 juta hingga 100.000 tahun lalu.
Ia menjelaskan, Bumiayu memberi informasi sangat penting, karena temuan fosil Homo erectus yang usia pertanggalannya sekitar 1,8 juta tahun lalu.
“Ini lebih tua dari Sangiran,” kata Hary yang mantan Direktur Permuseuman dan Cagar Budaya Kemendikbud ini.
Dianggap lebih tua dari fosil Homo erectus Sangiran, berdasar hasil pertanggalan relatif letak fosil di lapisan tanah saat ditemukan.
“Homo erectus Bumiayu usia 1,8 juta tahun berdasarkan umur perlapisan tanah. Saat itu Bumiayu pantai di sebelah timur wilayah Jabar sekarang,” jelasnya.
Karena usianya tua, dilihat dari temuan dan jejak fosilnya, kehidupan fauna di Bumiayu juga tergolong sangat sedikit jenis dan jumlahnya.
“Hanya ada Mastodon (Sino Mastodon), kuda air, dan kura-kura raksasa. Ini mencirikan sangat terbatas dan miskin faunanya. Mereka berasal dari 2-1 juta tahun lalu,” kata Hary.
Setelah itu di generasi sesudahnya muncul Stegodon trigonocepalus berusia 800 tahun lalu. Di masa berikutnya muncul Elephas sp, seperti gajah yang sekarang tersisa di Sumatera.
Film “Petulangan Arcil di Bumiayu Purba” sudah diunggah di akun you Tube Balai Arkeologi Yogyakarta, dan bebas diunduh siapapun untuk dinikmati segmen anak-anak.(Tribunjogja.com/xna)