Bukit Kaba, 'Surga Tersembunyi' di Bengkulu bagi Pecinta Wisata Alam
Sebuah 'surga tersembunyi' menanti untuk dijelajahi dan di-explore lebih lanjut para pecinta wisata alam. Terutama karena nuansa alam yang masih melek
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Content Writer
Wisata ini biasanya ramai pada malam Kamis dan malam Minggu, dengan rata-rata 3.000 ribu wisatawan per bulannya.
Adapun mayoritas wisatawan berasal dari Bengkulu Kota, sebesar 70 persen. Lima persen berasal dari desa sekitar, Palembang, dan Lubuk Linggau. Sisanya tersebar dari berbagai wilayah termasuk wisatawan mancanegara.
Kepala Desa Sumber Urip, Yadi Sutanto (42), mengatakan Desa Sumber Urip merupakan desa wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sejak tahun 2017. BUMDes Urip Jaya dibentuk sejak tahun 2016 dengan memanfaatkan dana desa sebagai modal awalnya. Sekarang, BUMDes Urip Jaya sudah bisa mendapatkan pemasukan dari beberapa unit usaha yang dikelolanya.
Selain memberi pemasukan bagi desa, unit usaha wisata yang dikelola BUMDes ini dampaknya juga sangat positif bagi para pemuda desa yang tergabung dalam Karangtaruna karena membuka lapangan kerja. Para pemuda yang berjumlah 30 orang diberdayakan untuk mengisi shift jaga secara bergantian di Pos Bukit Kaba.
"Iya (membuka lapangan kerja, - red). Banyak yang terserap ke unit wisata, 30 orang pemuda Karangtaruna," ujar Yadi, ketika ditemui di Kantor BUMDes Urip Jaya, Desa Sumber Urip, Bengkulu, Kamis (11/10/2018).
Sementara itu, Tribun juga sempat menemui salah seorang pemuda Karangtaruna setempat, yakni Rizki Johan Arifin (26).
Ia menyebut setelah wisata Bukit Kaba dikelola BUMDes, para pemuda tak lagi bekerja serabutan dan memiliki gaji bulanan atau pendapatan yang pasti.
Selain itu, di luar shift jaga mereka dapat bekerja pula mencari pendapatan lain.
"Sangat terbantu sekali. Pendapatan pemuda usai dikelola BUMDes per bulan mencapai Rp 1 juta - Rp 1,5 juta. Sementara sebelumnya hanya Rp 700 ribu - Rp 800 ribu," kata Rizki, di Pos Bukit Kaba, Desa Sumber Urip, Bengkulu.
"Sekarang jadi bisa kerja upah buruh lepas di luar jam shift. Ada pemasukan lain juga, jadi merasa tidak sia-sia," imbuhnya.
Dari Taman Wisata Bukit Kaba ini pemasukan terbesar datang dari tiket masuk yakni 60 persen. Sementara parkir kendaraan menyumbang 40 persen sisanya.
Sementara bila dihitung dari pendapatan per bulan yang masuk ke BUMDes yakni Rp 15 juta, tiket masuk itu menyumbang sebesar Rp 8-9 juta.
Adapun tiket masuk pengunjung umum dikenai Rp 12.500 pada hari kerja dan Rp 13.750 pada hari libur. Biaya tiket tersebut sudah termasuk asuransi para wisatawan.
Tarif berbeda akan dikenakan pula pada wisatawan yang akan camping, tracking, ataupun wisatawan mancanegara.