Posko Angkutan Laut Lebaran Masih Berlanjut Hingga H+15
Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2019M/1440 H resmi ditutup oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Jumat (14/6).
Editor: Content Writer
Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2019M/1440 H resmi ditutup oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Jumat (14/6).
Posko yang ditutup adalah untuk moda transportasi darat, udara, dan kereta api. Sedangkan Posko moda transportasi laut masih terus berjalan hingga H+15.
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo, perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor pelayaran kapal dari satu titik ke titik lainnya memakan waktu lebih lama bila dibandingkan moda transportasi lainnya sehingga ditetapkan Posko Angkutan Laut Lebaran dimulai lebih dahulu dan berakhir belakangan yaitu dari H-15 s.d. H+15 atau hingga 21 Juni 2019.
“Secara umum Kemenhub mencatat terjadi penurunan angka kecelakaan mencapai 75 % dari tahun 2018, termasuk di moda transportasi laut," ucap Agus di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2019M/1440 H Kemenhub, Jumat (14/6).
Dirjen Agus menyoroti jumlah pemudik angkutan laut meningkat. Dari H-15 sampai dengan H+7 tahun 2019, total penumpang naik sebanyak 1.486.065 orang atau meningkat 8,77 % dari tahun 2018 yang mencatat sebanyak 1.366.254 orang.
Ia menjelaskan bahwa pelabuhan yang mengalami lonjakan penumpang paling tinggi selama masa angkutan laut lebaran 2019 banyak terjadi di Kepulauan Riau, seperti Pelabuhan Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Tanjung Buton, Surabaya, Ternate, Balikpapan, Makassar, dan beberapa wilayah lain.
“Tapi kami bersyukur semuanya masih bisa tercover dan seluruh penumpang dapat terangkut. Dalam mengantisipasi lonjakan penumpang, kami memanfaatkan kapal-kapal yang ada, memberikan dispensasi kapasitas penumpang serta melakukan penataan trayek kapal khususnya pada titik-titik yang terjadi lonjakan penumpang,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengerahkan kapal-kapal Negara baik kapal navigasi ataupun kapal patroli KPLP yang ditugaskan untuk mengangkut penumpang di pelabuhan yang terjadi lonjakan penumpang.
Misalnya saja saat terjadinya penumpukan penumpang di Pelabuhan Tanjung Buton, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.
Saat itu, Ditjen Perhubungan Laut mengerahkan kapal navigasi KN. Rupat Milik Distrik Navigasi Kelas I Dumai untuk mengangkut penumpang yang masih berada di pelabuhan.
Selain itu, Dirjen Agus menyampaikan apresiasinya kepada TNI AL yang telah membantu pengerahan kapal KRI Makassar dari Balikpapan ke Surabaya dalam penyelenggaraan angkutan laut Lebaran 2019 ini sehingga pelaksanaan mudik lebaran berlangsung dengan aman, selamat, tertib dan nyaman.
“Hingga kini, mudik lebaran tahun ini berjalan lancar dan sukses. Di sisi lain, kami juga menyadari masih terdapat beberapa kekurangan. Namun kekurangan yang terjadi pada tahun ini nantinya akan dijadikan pelajaran untuk memperbaiki penyelenggaraan mudik lebaran pada tahun berikutnya,” kata Dirjen Agus.
Oleh karenanya, Dirjen Agus mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mensukseskan mudik Lebaran tahun ini, khususnya untuk moda transportasi laut. (*)