Desa Baleharjo, Inspirasi Gotong Royong Provinsi DIY lewat lnovasi
Satu inovasi desa dalam upaya membangun mental warga menjadi baik adalah pembentukan WKSBM di lima padukuhan (dusun). WKSBM bertujuan untuk mengatasi
Editor: Content Writer
Lestarikan Kesenian Peninggalan Nenek Moyang
Selain memberikan pelatihan hidroponik, pemanfaatan dana desa untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), juga dilakukan dengan berbagai cara, seperti lomba pemanfaatan pekarangan, pelatihan membatik untuk PKK, pelatihan untuk memanfaatkan limbah atau sampah dengan membuatnya menjadi kerajinan tangan dan melestarikan seni budaya lokal, antara lain membentuk kelompok-kelompok seni reog, kethoprak, kenduri, dan lain-lain.
Sebelum melakukan kegiatan, pada umumnya warga desa mementaskan kesenian. Upaya ini dilakukan untuk memacu, memotivasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan adat dan tradisi. Kenduri merupakan salah satu kegiatan yang masih dilakukan sampai saat ini.
Pada Kamis 8 Agustus 2019 lalu, warga menggelar kenduri untuk pembangunan sumur untuk pengairan di Desa Baleharjo. Kenduri adalah perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, bersyukur, meminta berkah, dan sebagainya. Kenduri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Selamatan atau Kenduren telah ada sejak dahulu sebelum masuknya agama ke Nusantara.
Dalam praktiknya, kenduri merupakan sebuah acara berkumpul, yang umumnya dilakukan oleh laki-laki, dengan tujuan meminta kelancaran atas segala sesuatu yang dihajatkan dari sang penyelenggara yang mengundang orang-orang sekitar untuk datang yang dipimpin oleh orang yang dituakan atau orang yang memiliki keahlian dibidang tersebut, seperti Kiai.
Selain pembangunan SDM, pihak Desa Baleharjo juga sedang melakukan pembangunan fisik menggunakan dana desa. Salah satunya pembangunan drainase saluran air hujan yang menelan biaya sebesar Rp 402 juta. Upaya pembangunan drainase itu dilakukan di sembilan RT yang berada di Desa Baleharjo sepanjang total 990 meter.
Desa Baleharjo Inspirasi Yogyakarta
Pada saat ini, dana desa di Desa Baleharjo sudah diserap sebesar 69 persen dan sebagian besar diarahkan untuk pemberdayaan warga desa agar kesejahteraan warga desa terus meningkat.
Wakil Bupati Gunung Kidul, Immawan Wahyudi, mengapresiasi pengelolaan dana desa yang dilakukan di Desa Baleharjo. Menurut dia, pengelolaan dana desa itu dapat menginspirasi desa-desa lainnya di wilayah Kabupaten Gunung Kidul ataupun desa lainnya di luar wilayah tersebut.
“Ide positif tidak hanya di Desa Baleharjo, tetapi menginspirasi Gunung Kidul bahkan juga kalau itu memang manfaat bagi daerah lain juga menginspirasi daerah lain. Dengan modal sosial, inovasi desa berupa WKSBM yang baru ada di Baleharjo bisa dijadikan model, satu inspirasi untuk pengembangan dana desa menggerakkan sosial masyarakat,” kata Immawan.
Immawan menambahkan, pihak Desa Baleharjo telah mampu untuk mengelola modal sosial berupa gotong royong yang selama ini dimiliki warga untuk membangun daerah tersebut menjadi maju.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.