Desa Baleharjo, Inspirasi Gotong Royong Provinsi DIY lewat lnovasi
Satu inovasi desa dalam upaya membangun mental warga menjadi baik adalah pembentukan WKSBM di lima padukuhan (dusun). WKSBM bertujuan untuk mengatasi
Editor: Content Writer
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
Pepatah Jawa 'Guyub Rukun Agawe Sentosa' yang artinya keguyuban, kebersamaan, kerukunan akan menciptakan kesejahteraan, masih dipegang teguh masyarakat Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pepatah tersebut menjadi pedoman bagi masyarakat selama menjalani kegiatan sehari-hari maupun dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah desa. Upaya pengelolaan desa dilakukan berlandaskan gotong royong dan sistem kebersamaan. Salah satunya adalah kegiatan siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang hingga saat ini masih aktif dilakukan di desa, warga desa saling bahu membahu dalam menjaga keamanan desa.
Kegotongroyongan dan sistem kebersamaan warga Desa Baleharjo tidak hanya berupa kegiatan sosial seperti siskamling, ada juga WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), namun kegotong royongan juga berlaku untuk membangun desa secara fisik yang kemudian membuat infrastruktur desa yang semakin baik yang juga membuat pemberdayaan dan kesejahteraan warga desa meningkat.
Dalam berkegiatan, perangkat Desa Baleharjo menggunakan Dana desa yang digulirkan dari pemerintah pusat sejak 2015 hingga saat ini. Dana desa dimanfaatkan sebagai stimulan seperti contohnya untuk menciptakan program inovasi desa (PID). Berbagai program inovasi desa diciptakan dan dikembangkan oleh masyarakat desa dan perangkat desa.
Melalui program inovasi desa yang dikembangkan, warga desa terus diberdayakan dan ditingkatkan kapasitasnya agar mendapatkan pengetahuan baru namun tetap diberi pendampingan dalam menjalankan program inovasi desa. Hal ini jelas terasa manfaatnya bagi masyarakat desa. Upaya pengelolaan dana desa, menunjukkan hasil signifikan. Salah satunya adalah angka kemiskinan di desa pun terus menurun.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Desa Baleharjo, Agus Setiawan. Dia menegaskan dana desa telah dikelola secara baik serta dipergunakan utamanya untuk pembangunan mental dan hati nurani warga desa.
"Saya tidak mampu membuat (warga desa,-red) menjadi kaya, tetapi saya berusaha membuat warga desa menjadi baik. Jadi, kami membangun mental, hati nurani. Sehingga, orang akan menjadi baik. Bila warga desa memiliki kepedulian dan rasa kebersamaan, maka segala pembangunan fisik di desa, pasti akan berjalan dengan baik. Ini yang saya terapkan di Baleharjo," ungkap Agus, ditemui di Balai Desa Baleharjo, Kamis (8/8).
Namun, dia menegaskan, upaya pembangunan desa itu tidak akan meninggalkan budaya asli peninggalan nenek moyang. Dia mengungkapkan nenek moyang meninggalkan tradisi gotong royong yang diimplementasikan salah satunya seperti "rembug desa".
"Kami basisnya budaya, visi kami adalah mewujudkan desa berbudaya . Kalau masyarakat, kami beri tanggungjawab itu luar biasa. Saya hanya memberi contoh sedikit, secara menyeluruh percaya saja kepada masyarakat. Itu bentuk inovasi membangun mental masyarakat," katanya.
WKSBM Tingkatkan Kesejahteraan Warga
Satu inovasi desa dalam upaya membangun mental warga menjadi baik adalah pembentukan WKSBM di lima padukuhan (dusun). WKSBM bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara warga yang mampu dengan yang tidak mampu.
Warga desa bersama dengan perangkat desa melakukan inovasi ini untuk mengentaskan kemiskinan dengan sistem kebersamaan dan gotong royong. WKSBM dikelola secara swadaya oleh pengurus supaya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Agus menjelaskan, WKSBM sendiri merupakan lembaga kebanggaan desa. Melalui lembaga itu masyarakat Desa Baleharjo yang berasal dari berbagai latar belakang saling bersatu dalam wadah tersebut. Ketua WKSBM Sari Manunggal Dukuh Wukirsari Desa Baleharjo, Tumijo, mengatakan WKSBM sistemnya mengumpulkan dana dari warga yang mampu secara finansial untuk kemudian disalurkan kepada warga yang tidak mampu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.