Pekan Olahraga Santri Ditutup, Jabar Singkirkan Dua Jawara Bertahan
Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren tingkat Nasional (Pospenas) VIII tahun 2019 resmi ditutup di Youth Sport Center Arcamanik, Jl. Pacuan K
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren tingkat Nasional (Pospenas) VIII tahun 2019 resmi ditutup di Youth Sport Center Arcamanik, Jl. Pacuan Kuda, Bandung, Jawa Barat, Jumat malam (29/11).
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'di melakukan closing ceremony di depan lebih dari 3.000 orang yang terdiri dari atlit, official, pendamping, panitia, dan masyarakat umum.
Kontingen tuan rumah Jawa Barat tampil sebagai juara umum dengan perolehan 17 medali emas, 7 perak, dan 7 perunggu. Tim Jabar mengungguli juara bertahan Banten yang berada di posisi runner up dengan raihan 12 medali emas, 10 medali perak, dan 7 medali perunggu.
Peringkat ketiga ditempati kontingen Jawa Timur dengan raihan 10 medali emas, 14 medali perak, dan 16 medali perunggu.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan kegembiraannya dengan perkembangan pesantren saat ini. Pesantren kekinian, kata Wamenag, telah akrab dengan segala macam aktifitas dan skill. Beda dengan masa lalu, kini pesantren telah mewarnai citra keilmuannya dengan berbagai macam keterampilan. Hal ini akan memudahkan santri berkiprah di segala bidang.
Wamenag menilai, Pospenas ini memiliki pesan persatuan dan kebangsaan. "Saya senang santri tetap menjadi garda terdepan persatuan bangsa menuju masyarakat yang baldatun thayibatun warabbun ghafur," katanya. Santri itu, lanjutnya, bukan saja pintar dan cerdas tetapi juga sportif dan menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kejujuran.
Pemerintah berterima kasih kepada santri yang secara historis telah berkontribusi pada kemerdekaan, pembangunan, dan memelihara persatuan bangsa.
Dari dulu hingga kini, pesantren telah melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta tanah air, dan berkemajuan. Pemerintah sudah waktunya membalas budi kepada dunia pesantren yang telah setia mengawal Indonesia sampai sejauh ini.
Maka pemerintah memberikan Undang-Undang Pesantren yang substansinya memberi pengakuan dan afirmasi serta fasiltasi kepada pesantren, sehingga saat ini pendidikan pesantren secara legal formal tidak lebih rendah daripada pendidikan umum.
"Anak-anakku semuanya, jadilah santri berkarakter, berintegritas, memiliki kualitas pemahaman dan penguasaan ilmu agama yang memaslahatkan kemanusiaan," pungkasnya.
Pospenas merupakan kerjasama antar kementerian yang dibentuk melalui nota kesepahaman antara Menteri Agama, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Pariwisata. Tahun ini kegiatan ini merupakan kegiatan kedelapan sejak tahun 2001.
Pospenas yang digelar selama lima hari, 25-30 November 2019 ini dibuka oleh Menteri Agama didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Pada gelaran tahun ini sebanyak 3.090 orang terlibat. Di antaranya 1.541 atlit, 589 seniman, 960 official dan pendamping dari 34 provinsi.
Cabang yang dilombakan adalah atletik, bola voli, futsal, senam santri, dan permainan adat. Kemudian ada cabang kaligrafi, pidato tiga bahasa, seni lukis, seni kriya, hadrah, puisi dan stand up commedy.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin mengungkapkan, sejak digelar pertama kali tahun 2001 animonya luar biasa.
Sebagian besar pesantren memang mengembangkan cabang yang dilombakan dan antusias terlibat. “Event ini awalnya digelar dua tahunan, namun sejak 2007 menjadi tiga tahunan,” katanya.
Kamaruddin melanjutkan, event seperti ini dapat menciptakan iklim yang kompetitif di antara pesantren untuk mengembangkan olahraga dan skill yang positif. Kementerian Agama merupakan representasi pemerintah yang memberikan afirmasi kepada kalangan peantren yang telah setia mendukung tegaknya NKRI dalam segala zaman dan segala macam ujian.