Wujudkan Pelayanan Publik yang Prima, Ditjen Hubla Luncurkan Program Hospitable Spirit di Semarang
Hospitable Spirit merupakan hasil buah pemikiran bersama yang dirumuskan oleh para duta pelayanan publik di lingkungan Dirjen Perhubungan Laut.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Dalam rangka memberikan pedoman pelayanan publik dan juga sebagai service value pelayanan publik, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah meluncurkan program “Hospitable Spirit” pada tahun 2021 lalu.
Hospitable Spirit merupakan hasil buah pemikiran bersama yang dirumuskan oleh para duta pelayanan publik di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang memiliki makna jiwa yang melayani dengan hati, ramah, hangat, bersahabat, melalui penerapan Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun (5S) secara konsisten.
“Program ini bertujuan agar segenap jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut baik di Kantor Pusat maupun di seluruh Unit Pelaksana Tugas (UPT) di daerah dapat terus meningkatkan pelayanan publik yang prima sebagai wujud nyata kita dalam memenuhi sasaran reformasi birokrasi,” ujar Capt. Mugen saat memberikan sambutan pada acara Seminar Kenavigasian Navigation Goes To Campus di Semarang, Kamis (10/3/2022).
Seminar tersebut dilaksanakan oleh Kantor Distrik Navigasi Kelas Kelas II Semarang guna mengglorifikasikan program Hospitable Spirit di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan mengangkat tema ‘Jiwai Hospitable Spirit Sepenuh Hati Untuk Ditjen Hubla Yang Melayani’.
Menurut Capt. Mugen, tema yang diangkat dalam penyelenggaraan seminar kali ini adalah sangat tepat karena sebagai upaya untuk mengedukasi secara dini terkait pemahaman keselamatan pelayaran khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Ada beberapa value atau nilai yang harus dipahami dalam Hospitable Spirit ini, antara lain Hospitable berarti melayani dengan hati, ramah, hangat, bersahabat, melalui penerapan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S) secara konsisten. Safe dan Secure berarti mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan demi mewujudkan zero accident.
Pleasant dan Comfort berarti menghadirkan lingkungan dan area pelayanan publik yang menyenangkan, nyaman, modern, dan lengkap. Integrity berarti membangun hubungan dengan pengguna jasa atas dasar kepercayaan, kejujuran, dan transparansi. Responsive berarti cepat, tanggap dan solutif akan kebutuhan dan kendala pengguna jasa. Integrated dan Traceable berarti sistem pelayanan terintegrasi, mampu telusur, informatif, mutakhir, dan mudah di akses oleh pengguna jasa.
“Saya yakin banyak aplikasi yang sudah sangat familiar di telinga pengguna jasa seperti INAPORTNET, SIMLALA, SIMKAPEL, SEHATI, SIJUKA dan lainnya banyak sekali yang dibangun dan saat ini sudah bisa digunakan untuk tujuan tersebut,” ucap Capt. Mugen.
Di samping itu, Capt. Mugen menyampaikan bahwa di tengah kondisi Pandemi Covid-19 yang masih terjadi saat ini, penyelenggaraan transportasi laut harus tetap mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan dalam setiap kegiatan pelayaran di Indonesia.
“Seluruh upaya yang secara terus menerus dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selalu berorientasi pada peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,” ucapnya.
Ia melanjutkan, keselamatan pelayaran merupakan kebutuhan mutlak dan tanggung jawab bersama baik regulator, operator, stakeholder, akademisi dan juga pengguna jasa transportasi laut. Oleh karena itu, budaya untuk menjadikan aspek keselamatan pelayaran harus terus disosialisasikan kepada masyarakat termasuk para mahasiswa maupun taruna dan taruni di sekolah seperti yang saat kita laksanakan bersama.
“Atas nama pimpinan Direktorat Jenderal Perhubungan saya sangat mendukung dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Akademisi di Propinsi Jawa Tengah untuk terus berkarya dalam mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran di Jawa Tengah dalam kondisi Pandemi Covid-19,” ucapnya.
Ia berpesan kepada para insan Perhubungan Laut baik di tingkat pusat maupun Unit Pelaksana Teknis di daerah untuk dapat bahu membahu mewujudkan pelayanan publik yang prima dengan melaksanaan nilai Hospitable Spirit tersebut, dan tetap berorientasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan selaku keynote speaker menyampaikan bahwa Direktorat Kenavigasian selalu berupaya mengikuti perkembangan teknologi kenavigasian melalui peran aktif dalam sidang-sidang internasional maupun regulasi yang disusun untuk kemudian diimplementasikan oleh Distrik Navigasi melalui pelayanan kenavigasian yang berbasis teknologi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas layanan kenavigasian kepada masyarakat.
“Saat ini Direktorat Kenavigasian telah meluncurkan sebuah sistem yang dinamakan Indonesian Integrated Monitoring System On Navigation (I-Motion) dimana dalam sistem tersebut dilengkapi dengan fitur-fitur yang menggambarkan kondisi faktual di perairan Indonesia sehingga diharapkan pengawasan di perairan Indonesia akan semakin baik dan dapat berperan aktif dalam menjaga kedaulatan serta mewujudkan keselamatan pelayaran menuju zero accident,” ujar Hengki.
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan pula acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara kantor Distrik Navigasi Kelas II Semarang yang dipimpin langsung oleh Kepala Distrik Navigasi Kelas II Semarang Dian Nurdiana dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, serta dilanjutkan Penandatanganan Kerja Sama dengan lima (5) Lembaga Pendidikan yaitu Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, PIP Semarang, Polimarin Semarang, Unimar AMNI Semarang, dan Politeknik Bumi Akpelni Semarang.
Penandatanganan kerja sama tersebut dalam rangka merajut dan memperkuat sinergi dan kolaborasi antara Distrik Navigasi Kelas II Semarang dengan para stakeholder guna optimalisasi tupoksi kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.