Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Ketahanan Siber Nasional

Bamsoet usai menerima Komandan Pusdikhub Pushubad TNI AD Kolonel Antonius, di Jakarta, Jumat (20/10/23).

Editor: Content Writer
zoom-in Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Ketahanan Siber Nasional
istimewa
Bamsoet saat menerima Komandan Pusdikhub Pushubad TNI AD Kolonel Antonius, di Jakarta, Jumat (20/10/23). 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung rencana penyelenggaraan Seminar Nasional dengan tema Strategi dan Kebijakan Mewujudkan Ketahanan Siber. Diselenggarakan dalam rangka HUT Perhubungan Angkatan Darat ke-78, pada Kamis 9 November 2023 di Gedung Dharma Caraka, Pusat Pendidikan Perhubungan, Pusat Perhubungan TNI AD (Pusdikhub Pushubad). Melalui seminar ini, diharapkan dapat memberikan kajian untuk mempersiapkan para personil TNI dalam menghadapi berbagai tantangan dunia siber yang dapat mengancam keamanan, pertahanan, dan kedaulatan Indonesia.

"Sangat penting bagi personel TNI untuk dapat menguasai artificial intelligence, cloud computing, hingga blockchain. Mengingat dunia saat ini sedang menghadapi perang generasi kelima (G-V) berupa peperangan siber yang dikenal juga dengan cyber warfare. Bahkan Lemhannas dibawah kepemimpinan Gubernur Andi Widjajanto, telah membuat kajian tentang pentingnya Indonesia memiliki Angkatan ke-IV, Angkatan Siber. Memperkuat matra AD, AU, dan AL yang sudah eksis," ujar Bamsoet usai menerima Komandan Pusdikhub Pushubad TNI AD Kolonel Antonius, di Jakarta, Jumat (20/10/23).

Turut hadir antara lain Dansatdikpa Pusdikhub Letkol Chb Azzaky dan Kabagdik Pusdikhub Mayor Chb Y Sasauw.

Baca juga: Menuju Era Netralitas Karbon 2060, Bamsoet Dorong Percepatan Migrasi ke Kendaraan Listrik

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, perang G-V siber bisa lebih dahsyat dibandingkan perang fisik menggunakan kekuatan tempur militer. Dengan kekuatan siber yang dikendalikan dari jauh, sebuah negara bisa melumpuhkan objek vital negara lainnya. Seperti pembangkit listrik, cadangan minyak, hingga operasional alutsista militer. Melalui serangan siber, sebuah negara bisa membuat jaringan telekomunikasi dan internet di negara lain mati total, digital perbankan kacau, radar militer maupun penerbangan sipil tidak bisa digunakan.

"Dunia pernah digemparkan berbagai kasus serangan melalui dunia siber. Pada 7 Mei 2021, misalnya, terjadi serangan ransomware yang menargetkan jaringan pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat. Pada 9 Februari 2022 terjadi serangan sim swapping yang menargetkan korban terkenal di Amerika Serikat, pencurian tersebut diyakini mencapai USD 100 juta dalam bentuk kripto. Sementara pada 29 Maret 2022, dilaporkan serangan hacker berhasil mencuri aset kripto senilai lebih dari USD 615 juta atau sekitar Rp 8,8 triliun dari Ronin Network, sebuah sidechain dari blockchain ethereum," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, tidak menutup kemungkinan kedepannya serangan serupa juga akan menyasar Indonesia. Laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pernah menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2021 terdapat 1,6 miliar anomali trafik atau serangan siber (cyber attack) yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Termasuk ratusan hingga ribuan potensi serangan siber yang ditujukan kepada Ring-1 Istana Negara terhadap Presiden Joko Widodo.

Tidak hanya dari serangan siber melalui malware, BSSN juga mendeteksi anomali sinyal elektromagnetik yang berasal dari sekitar lokasi Istana Negara terhadap Ring-1 Istana Negara. Termasuk terhadap Presiden Joko Widodo

Berita Rekomendasi

"Kesiapan TNI dalam menghadapi serangan siber yang dilakukan antar negara atau organisasi internasional, baik dalam menyerang dan merusak komputer atau jaringan informasi negara melalui virus komputer atau serangan penolakan layanan, akan semakin membuat pertahanan dan kedaulatan negara kita menjadi semakin kuat. Sehingga baik di dunia maya maupun didunia maya, kita tetap berdaulat," pungkas Bamsoet. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas