Gelar Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina, HNW: Dua Jutaan Orang Akan Ikut Aksi Itu
Wakil Ketua MPR RI HNW menyebutkan akan ada dua jutaan orang yang akan ikut aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina di Monas.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI Dr. Muhammad Hidayat Nur Wahid Lc, MA (HNW) bersama puluhan tokoh lintas agama menggelar “Konferensi Pers Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina”, di Aula Buya Hamka, Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jl. Proklamasi, Jakarta, Kamis (2/11). Rencananya, aksi akbar itu akan digelar di Lapangan Monas pada Minggu (5/11).
Di antara tokoh masyarakat dan lintas agama yang hadir dalam konferensi pers itu adalah Sekjen MUI Dr. Buya Amirsyah Tambunan, Pendeta Jimmy dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Tokoh Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) Teguh Triesna Dewa, serta para tokoh umat Islam lainnya seperti KH. Cholil Nafis, Zaitun Rasmin, Dr. Yusnar Yusuf, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, dan Erick Yusuf.
Dalam konferensi pers, HNW menuturkan rencana Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina merupakan bentuk konsistensi dan komitmen bangsa Indonesia yang patuh pada konstitusi, UUD NRI Tahun 1945. Di mana ada amanah untuk menolak penjajahan dan komitmen ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Amanah UUD tersebut menurut HNW ditafsirkan dan dioperasionalkan oleh Presiden Soekarno dengan tegas bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menolak segala bentuk penjajahan. Lebih khusus dalam masalah Palestina, Soekarno dengan lantang mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak penjajahan Israel terhadap Palestina.
Menurut HNW, penjajahan yang telah dilakukan Israel, membuat Soekarno tidak mau mengundang negara tersebut dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, juga tidak mengundangnya dalam Asian Games Tahun 1962 yang digelar di Jakarta.
“Bahkan Presiden Indonesia itu menyatakan selama kemerdekaan belum diberikan kepada Palestina maka selama itu juga Israel adalah penjajah, dan Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” ujar HNW.
Baca juga: HNW Apresiasi Muhammadiyah Telah Konsisten Perjuangkan Pembebasan Palestina
Pada masa Presiden Soekarno berkuasa, kondisi penjajahan atas Palestina belum separah seperti saat ini. Tanah jajahan yang dikuasai saat itu masih 60 persen, tetapi saat ini Israel sudah menjajah hampir 95 persen tanah Palestina. Kejahatan yang mereka lakukan sejak tahun 1948 telah melahirkan berbagai pelanggaran hukum internasional, tidak melaksanakan resolusi-resolusi DK PBB, serta tragedi-tragedi kemanusiaan dan kejahatan perang.
Misalnya, pada tahun 1969 Israel membakar Masjidil Aqsha, dan belakangan mereka pernah menutup masjid itu sehingga umat Islam tidak bisa datang ke sana. “Bahkan mereka sudah mengubah Masjidil Aqsha sehingga masjid suci itu lebih didominasi menjadi tempat peribadatan umat Yahudim,” jelas HNW.
Pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu menyebut aksi kemanusiaan akbar yang akan digelar pada Minggu 5 November itu merupakan melanjutkan dari peran-peran bersejarah yang telah dilakukan oleh Bangsa Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
“Dibanding pada era Presiden Soekarno dahulu, saat ini Israel lebih luas menjajah tanah Palestina, lebih banyak melanggar HAM dan melakukan kejahatan kemanusiaan, serta lebih parah dalam melanggar hukum internasional,” tegasnya.
Kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan Israel disebut semakin menjauhkan perdamaian dengan terwujudnya kemerdekaan Palestina dan malah semakin mengekalkan penjajahan Israel.
Dari sinilah menurut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu sudah sewajarnya Bangsa Indonesia yang taat konstitusi dan cinta kemanusiaan, mereka dari beragam komponen, baik dari kalangan Muslim dan non-Muslim, kini bersatu padu menggelar aksi akbar solidaritas membela Palestina merdeka dan menolak penjajahan Israel.
HNW bersyukur, aksi yang diprakarsai Prof Din Syamsuddin (mantan Ketum PP Muhammadiyah dan Ketum MUI) tersebut mendapat dukungan dan sambutan dari berbagai kelompok dan ormas keagamaan.
“Kami mengundang berbagai kelompok masyarakat dan ormas lintas Agam, dan syukur mendapat sambutan yang baik”, ujarnya. Ormas yang ada mendukung agenda aksi damai. “Rapat hari ini merupakan rapat kesekian kalinya dan kami mendapat dukungan sepenuhnya dari beragam kelompok masyarakat ada dari Pemuda, Mahasiswa, Wanita, Buruh, juga ormas dari seluruh ormas keagamaan,” katanya.
Baca juga: Dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, HNW Ingatkan Pentingnya Sejarah kepada Generasi Muda