Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukan Gelombang, Mualim 1 KM Kelud Ini Sebut Homesick Jadi Tantangan Pelaut

Ardhian Mukti Aji yang merupakan perwira mualim 1 di kapal KM Kelud saat ini bertugas mengangkut para pemudik dari pelabuhan Tanjung Priok.

Editor: Content Writer
zoom-in Bukan Gelombang, Mualim 1 KM Kelud Ini Sebut Homesick Jadi Tantangan Pelaut
Istimewa
Ardhian Mukti Aji merupakan perwira mualim 1 di kapal KM Kelud. Saat ini kapal KM Kelud tengah mengangkut para pemudik dari pelabuhan Tanjung Priok-Batam-Karimun-Belawan. 

TRIBUNNEWS.COM - Ardhian Mukti Aji yang merupakan perwira mualim 1 di kapal KM Kelud saat ini bertugas mengangkut para pemudik dari pelabuhan Tanjung Priok-Batam-Karimun-Belawan di Lebaran tahun 2024.

Mualim 1 dikenal juga dengan calon nakhoda, posisinya hanya setingkat di bawah nakhoda yang mengemban tugas untuk mengatur stabilitas kapal, muatan kapal, dan juga koordinator di lapangan, sebagai perwira koordinator.

Sosok kelahiran Madiun, Jawa Timur ini mulai berlayar bersama PELNI sejak tahun 2010. Kala itu ia masih mualim 3.

Baca juga: Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis Naik Bus di Angkutan Lebaran 2024

"Awalnya saya berlayar di kapal KM Leuser, lalu di Lambelu tipe 2000, KM Ciremai, sekarang di KM Kelud," katanya, pada Minggu (31/3/2024).

Saat kecil, Aji sebenarnya tak berpikiran untuk jadi pelaut. Kepada Tribun Network, Aji mengatakan sempat berkeinginan untuk ikut jejak ayahnya menjadi polisi. Namun, keinginannya berubah usai melihat para perwira pelayaran yang tampak keren dan berwibawa dengan baju dinasnya berwarna putih.

Ia pun tergerak untuk masuk ke sekolah pelayaran. Usai tamat sekolah menengah atas, ia memutuskan masuk PIP (Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang).

Setelah lulus, Aji mendapatkan keahlian Ahli Nautika Tingkat (ANT) 3. Keahliannya tersebut membawanya dipercaya bekerja di kapal PELNI.

Baca juga: Harga BBM Per 1 April: Pertamax Stabil Dikisaran Rp12.950 Jelang Arus Mudik Lebaran 2024

Berita Rekomendasi

Ia lalu berlayar dan kembali meningkatkan keahliannya dengan sekolah untuk mengambil ANT 2. Setelahnya, ia kembali berlayar.

Dari ANT 2 menuju ANT 1 diketahui butuh pengalaman berlayar selama dua tahun untuk bisa melanjutkan sekolah (ANT 1). Aji pun mampu mencapainya.

"Kalau pengen di ANT 3 saja bisa. Tapi akan terus bekerja begitu saja. Kalau kembali sekolah maka jenjang akan naik, dan fasilitas akan mengikuti pula," katanya.

Punya kehidupan di perairan, Aji menjelaskan tantangan seorang pelaut bagi dirinya bukanlah gelombang, melainkan rindu rumah (homesick). Ketika bertugas, tiga bulan lamanya ia akan terus melayani penumpang yang menggunakan jalur laut dengan KM Kelud.

Setelah tiga bulan berlayar, barulah ia bisa mendapat fasilitas cuti.

"Kalau di kapal ini kan sinyal ada terus ya, nah anak sering nanya kapan pulang? Kapan pulang? Itulah yang saya alami (homesick)," katanya.

Baca juga: Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Korban Kecelakaan Kapal Korea di Perairan Jepang

Ditambah lebaran kali ini ia dipastikan tidak bisa cuti karena posisinya yang begitu vital di anjungan kapal. Fasilitas cuti hanya bisa diambil oleh mualim 2 maupun mualim 3. Meskipun begitu, secara pekerjaan pelaut menurut Aji sangat mumpuni untuk generasi muda. Hal ini dikarenakan transportasi laut akan terus ada.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas